365 Tulisan 2014 #34: Review: Turning Thirty by Mike Gayle

Category: Books

Author: Mike Gayle

Genre: Pop Literature

Rate: 3 out of 5

(ngambil dari Mbah Google) Cover Indonesianya nggak begini sih bentuknya...
(ngambil dari Mbah Google)
Cover Indonesianya nggak begini sih bentuknya…

Buku yang gw dapatkan dari diskonan Gramedia di Lotte Mart Fatmawati. Alasan gw beli buku ini?

1. Karena lagi diskon (cuma jadi 20 ribu, hehehe),

2. Karena judulnya, Turning Thirty – Beranjak Tiga Puluh.

Itulah kondisi gw sekarang. Beranjak tiga puluh. Saat gw menuliskan blog review ini, umur gw sama persis kayak Matt Beckford sang tokoh utama buku ini, yaitu 29 tahun.

Matt Beckford adalah seorang programer komputer asal Birmingham, Inggris yang sukses. Di umurnya yang ke-29, ia mempunyai karir yang baik di New York, Amerika Serikat, juga punya pacar bernama Elaine yang seru. Namun semuanya berubah ketika Elaine bilang kalau ia sudah tidak mencintai Matt lagi. Apakah Matt sedih? Ternyata tidak, ia pun merasakan hal yang sama dengan Elaine. Mereka berdua merasa hubungan yang mereka jalani sudah hilang gregetnya. Matt dan Elaine pun berpisah baik-baik. Matt mengajukan permohonan untuk pindah cabang kantor. Permohonannya disetujui dan ia akan pindah ke cabang di Australia. Sebelum pindah ke tempat baru, Matt minta cuti sekitar tiga bulan yang ia gunakan untuk pulang ke rumah orang tuanya di Birmingham. Masa-masanya di kampung halaman ia gunakan untuk bertemu dengan teman-teman lamanya sambil terus mencari tahu apa artinya memasuki usia dekade ketiga.

Secara garis besar, buku ini mengungkapkan pemikiran dan kebingungan orang-orang seumuran gw secara jujur dan lugas. Entah tentang kekagetan kita begitu menyadari hal-hal yang kita anggap keren itu udah lamaaaaa banget, kemunduran stamina fisik, fakta-fakta pertemanan yang akan dihadapi oleh orang-orang di akhir 20-an, pemikiran yang semakin hari semakin dalam, sampai berbagai pencapaian hidup yang kita pikir akan didapatkan.

Gw membaca buku di umur yang tepat. Makanya gw bisa membaca buku ini dengan nrimo dan santai. Karena gw bisa mengerti tentang segala konflik yang dihadapi oleh Matt dengan mudah. Semuanya seperti ‘been there, done that. Chill bro’. Mungkin kalau gw bacanya di umur yang lebih muda, gw akan melihat buku ini sepenuhnya fiksi. Buku ini memang fiksi sih, semuanya karangan. Tapi hal-hal yang disampaikan itu bener banget. Kalau pun ada yang nggak bener, paling itu karena perbedaan budaya dan pergaulan antar kita orang timur dan Matt Beckford sang orang barat.

 

Quote favorit gw di buku ini…

“Terjadi begitu saja bukan?” kata Gershwin. “Kehidupan menjadi sibuk. Prioritas berubah. Kita hanya bisa menyalahkan diri sendiri, sungguh.” -hal.162

Itu kalimat yang bener banget saat lo menjelang umur 30 puluh tahun 🙂

 

Comment

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

%d blogger menyukai ini: