Review: You People (2023)

Review: You People (2023)

Sempat mengira film You People ini menjanjikan, tapi ternyata tidak…

Film ini menceritakan tentang Ezra (Jonah Hill) seorang bujangan kulit putih umur 30-an dan beragama Yahudi. Karirnya baik-baik saja. Ia juga punya hobi sampingan bikin podcast dengan sahabatnya yang seorang lesbian. Yang kurang dalam hidupnya cuma cinta. Ezra kesepian.
Pada suatu hari ia tidak sengaja mengalami insiden salah paham dengan seorang perempuan kulit hitam beragama Islam moderat bernama Amira (Lauren London). Tanpa diduga insiden tersebut malah membuat mereka jadi akrab dan ingin mengenal satu sama lain. Singkat cerita, Ezra akhirnya menemukan cintanya di Amira.
Ezra dan Amira ingin melanjutkan keseriusan hubungan mereka ke pernikahan. Maka ini saatnya mereka saling mengenalkan diri kepada keluarga masing-masing. Begitu juga saling mengenalkan keluarga mereka satu sama lain.
Namun tidak peduli bagaimana moderennya dan beragamnya penduduk Amerika Serikat, pengenalan keluarga dan agama masing-masing keluarga ini tidak berjalan semulus yang dibayangkan. Malah banyak menjadi halangan yang tidak dibicarakan yang mengancam hubungan Ezra dan Amira.

Yang saya suka dari film ini:
+ Ide film ini mengangkat perbedaan budaya dan agama yang masih menjadi penghalang di negara moderen seperti Amerika Serikat ini sebenarnya bagus. Malah bisa dibilang jarang ada yang mengangkat tema ini untuk menjadi ide utama sebuah film.
+ Suka dengan artwork pergantian babak adegannya.
+ Yang tidak disangka-sangka, David Duchovny kocak banget di film ini

Yang saya kurang suka dari film ini:
– Film ini banyak nggak akuratnya. Malah tetap terasa timpang sebelah. Apalagi tentang deskripsi tentang keluarga Muslimnya Amira. Nggak ada satupun adegan yang menunjukkan kalau keluarganya memang beragama Islam. Padahal keluarga Yahudi Ezra dijelaskan dengan baik melalui adegan-adegan ibadah mereka.
Yang paling ngeselin adalah, masa keluarganya Amira ada adegan berdoa sebelum makan tapi doanya kayak orang Nasrani?? Please lah Jonah Hill, kalau bikin film tuh mbok ya riset dulu. Nggak susah tau, tinggal Google doang gitu lho.
– Oh iya, yang nulis naskah film ini Jonah Hill, btw. Jadi itu menjelaskan kenapa filmnya timpang sebelah. Karena Jonah Hill lebih banyak menceritakan sisi kehidupan Yahudi yang dia lebih pahami.
– Waktu awal-awal kebangkitan kaum LGBT di Amerika Serikat, sempat ada gelombang protes di Hollywood yang menuntut karakter LGBT di film harus diperankan oleh kaum LGBT beneran. Jadi karakter gay diperankan oleh lelaki gay beneran, karakter transgender diperankan oleh orang transgender beneran, dan seterusnya. Dan tuntutan itu lumayan berpengaruh untuk membuka ruang para aktor LBGT di Hollywood untuk mendapat pekerjaan di layar kaca dan layar lebar.
Nah, tapi kok di film ini nggak diterapkan hal yang sama ya? Aktor pemeran keluarga Muslimnya bukan aktor Muslim. Segala Eddie Murphy lah sok-sokan jadi orang Islam. Kelihatan banget dia nggak paham tentang perannya sendiri. Di film ini dia cuma menjadi bapak-bapak kulit hitam yang galak aja.
– Banyak adegan berusaha ngelucu, tapi sayangnya nggak dapat lucunya.
– Konflik menuju endingnya terasa dibuat-buat

Rate: 2,5 out of 5
Film ini saya tonton di Netflix.

Ini trailernya. Trailernya menjanjikan sih…

Comment

Krilianeh

A weirdo who managed the society to accept her for what she is.
A sushi freak.
Love to blog and tweet n’import quoi.
Often found as a girl who reads down in the middle of the crowd.
Enjoys meeting new people and listening to their life story.
Secretly like to think the unthinkable then depressed herself 😀
LOVE TO WATCH MOVIES AND REVIEW THEM (Yes, caps lock is needed)
On her 29th birthday, she got married to a very nice punk rock guy, whom often she called ‘Si Punk Rock’. ❤
A year later, she gave birth to a lovely daughter that later she called ‘Kriby’.
Then 9 years later Kriby got a sister that we called ‘Baby B’.

Let’s connect