Pendamping Hidup

Photo by Elizabeth Tsung on Unsplash

Kadang saya berpikir, kenapa pendamping hidup itu baru terasa dibutuhkan pada usia 20-an ke atas ya?

Di usia 30-an saya baru tahu jawabannya. Rupanya di umur 20-an itu barulah kita merasakan tamparan realita dan pahitnya hidup. Kadang rasanya nggak kuat semua beban dipikul sendiri. Di situlah kita membutuhkan pendamping hidup. Bukan untuk memberi solusi, melainkan untuk bertukar pikiran dalam mencari solusi. Untuk membantu meluruskan lagi jalan pikir otak di saat isi pikiran kacau-balau.

Kadang solusi yang begitu nyata di depan mata terasa kabur dan begitu jauh karena kita terlalu berat memikul beban sendiri. Di situlah letak fungsi pendamping untuk membantu mendongakkan kepala dan mengarahkan leher untuk melihat solusinya ada di sana.

Makanya, pilihlah pendamping hidupmu dengan bijak dan hati-hati. Pendamping yang salah malah hanya membuat beban yang kamu pikul semakin berat. Padahal kamu berhak bahagia dan merasakan selingan manisnya hidup. Jangan sampai pendamping hidup yang kamu pilih malah hanya memblokade segala manisnya kehidupan.

Itulah mengapa salah satu ucapan yang sering diucapkan dalam ikrar pernikahan adalah ‘mendampingi dalam susah dan senang’.

Dia yang ada saat kamu susah, harusnya tidak gelisah saat kamu senang. Dia yang bersama kamu saat senang, seharusnya tidak meninggalkan kamu saat susah.

Pilih lah pendamping hidupmu dengan benar. Pilih, pilih, dan pilih sampai kamu benar-benar yakin bahwa ia adalah partner yang mau merangkul kamu saat terpuruk dan mau bersuka cita terhadap segala pencapaian kamu.

Iklan

Comment

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

%d blogger menyukai ini: