Category: Movies
Genre: Drama
Rate: 4 out of 5

Film ini berlatar setelah perang dunia kedua dilihat dari kacamata Stingo (Peter MacNicol). Ia adalah seorang pemuda desa yang mencoba peruntungannya menjadi penulis di kota besar New York. Ia ngekost di wilayah Brooklyn. Di situlah ia bertemu dengan Sophie (Meryl Streep) dan kekasihnya Nathan (Kevin Kline). Sophie yang berdarah Polandia adalah salah satu penyintas kamp konsenstrasi Auschwitz, Austria. Sedangkan Nathan adalah seorang ahli biologi di perusahaan Pfizer.
Pasangan kekasih itu sering mengalami pasang surut. Sophie yang begitu menghamba cintanya Nathan, sedangkan Nathan suka curiga nggak jelas karena kecantikan Sophie. Meskipun begitu, mereka menjadi teman baik Stingo. Mereka berbagi banyak kisah dan merayakan banyak hal bersama-sama. Sampailah Stingo tahu sebuah kebenaran tentang Nathan. Hal itu menjelaskan segala insekuritas Nathan terhadap Sophie. Hal itu juga yang membuat Nathan bisa tiba-tiba sangat cemburu nggak jelas dengan Stingo dan mengancam akan membunuhnya. Dalam upaya mereka menghindari Nathan, Sophie kemudian menceritakan Stingo sebuah rahasia terdalamnya yang membuat ia terluka batin sampai sekarang.
Yang saya suka dari film ini:
+ Ini adalah film yang membuat Mertyl Streep mendapatkan piala Oscar pertamanya. EMANG KEREN BANGET SIH AKTINGNYA! Dia jadi cewek Polandia dengan aksen yang meyakinkan. Pada saat adegan yang membuat dia terluka batin pun kita bisa melihat kepedihan tak terperi yang mengerikan dari ekspresi wajahnya. Haduh, na’udzubillah mindzaliq deh saya berada di posisi Sophie saat itu.
+ Kevin Kline waktu muda ganteng, ya!
+ Bagian sedihnya itu sedih bangeeet T_T. Kesedihannya relate banget dengan saya yang…. (aduh, takut spoiler)
+ Suka banget dengan warna film produksi 1980-an. Warnanya terang, hangat, dan jelas.
Yang saya kurang suka dari film ini:
-Peter MacNicol kok terasa kurang pas aja di sini, ya? Muka dia itu bukan muka pemain drama. Mukanya kocak sih…
– Meskipun aktingnya Meryl Streep keren parah, tapi dia terlihat kurang cantik untuk jadi cewek yang diperebutkan semua orang. Karakternya dibangun sebagai cewek yang kecantikannya memukau. Padahal mah biasa ae…
Meryl Streep memang bukan pilihan utama sang sutrdara, sih. Pilihan lainnya ada yang lebih kece-kece emang. Tapi konon Meryl sampai berlutut mohon-mohon biar dia dapat perannya. Dan hasilnya memang nggak bohong, sih.
Saya menonton film ini di Netflix. Ini dia trailernya…