Semenjak gw menikah dengan Si Punk Rock, kami memutuskan untuk tinggal terpisah dari rumah orang tua kami masing-masing. “Kami ingin hidup mandiri. Kami ingin menantang diri kami sendiri untuk bisa membangun keluarga dengan kemampuan kami sendiri,” tekad gw dan Si Punk Rock.
Maka di saat banyak pengantin baru di Jakarta yang mencoba hidup mandiri dengan hijrah ke apartemen Kalibata City, gw dan Si Punk Rock malah hunting kontrakan petakan. Setelah hunting sana-sini, akhirnya berdasarkan rekomendasi temannya Si Punk Rock, kami pun memutuskan untuk tinggal di kontrakan yang disebut Wisma Laksana ini.
Kontrakan tiga petak ini standar dan tidak besar. Tapi alhamdulillah berkat ‘pesta’ pernikahan gw dan Si Punk Rock yang seadanya, kami bisa menghemat banyak uang untuk mengisi perabotan di kontrakan mungil ini. Dari awal pernikahan, kami sudah punya kulkas, TV (wajib! Kalau nggak gimana gw bisa memantau perkembangan dunia selebritis Indonesia!), mesin cuci, kompor gas, dan beberapa lemari. Terdengarnya sepele. Tapi begitu lo mencoba hidup mandiri, lo baru sadar betapa pentingnya memiliki benda-benda tersebut.
Ketika gw hamil pun, gw dan Si Punk Rock tetap bertekad untuk tinggal di kontrakan ini. Pada saat Kriby lahir, kami hanya mengungsi selama sebulan di rumah bokap gw. Setelah itu, kami angkut lagi barang-barang ke kontrakan ini dan memulai hidup mandiri lagi dengan bayi kami. Banyak yang salut dengan keputusan kami untuk mengurus bayi sendirian tanpa bantuan siapa pun, bahkan tanpa bantuan orang tua kami masing-masing. Sepertinya mereka heran bagaimana kami, terutama gw, bisa mengurus rumah sekaligus mengurus bayi di waktu bersamaan.
Mungkin apa yang lo baca setelah ini akan terkesan kayak gw narsis dengan menganggung-agungkan diri sendiri. Tapi plis percayalah kalau tulisan gw berikut ini adalah untuk memotivasi kalian wahai para ibu baru.
Oke, mengurus anak sendirian itu gw akuin itu nggak mudah sih, tapi sangat mungkin dilakukan. Yang lo butuhkan cuma niat. Gw memang dari awal udah niat untuk mengurus semuanya sendiri. Yang megang anak gw, ya gw. Karena gw ini ibunya. Yang ngurus rumah yang gw tinggalin ya gw sendiri juga, karena gw lah nyonya di rumah ini. Paling cuma masak doang yang gw nggak bisa lakukan serajin dulu. Karena hawa panas kompor memang bikin si Kriby jadi rewel. Maklum kontrakan gw ventilasi udaranya cuma di ruang depan, sedangkan dapurnya di ruang belakang.
Memang capek dan kadang gw juga jengah dengan segala rutin yang rasanya nggak ada habisnya. Tapi mengurus rumah dan anak sendirian itu bisa banget dilakukan sendiri. Kalau lo merasa itu nggak mungkin, ya gw berani bilang emang lo-nya aja yang malas. Lo bisa bilang nggak sanggup karena lo tahu bahwa ada opsi lain untuk tidak melakukan itu semua. Opsi itu bisa jadi dalam bentuk bantuan baby sitter, orang tua, dll. Sedangkan gw dari awal tidak membiarkan diri gw punya opsi. Tapi iya, gw ngerti kok kalau lo ngerasa malas. Gimana nggak, sejak punya bayi badan lo belum pulih tapi lo udah harus ngurus seorang manusia mungil yang selalu menuntut perawatan lo. Lo belum cukup tidur, tapi begitu mau tidur, bayi lo udah keburu nangis lagi. Wajar banget kok kalau lo malas, tapi plis nggak usah cengeng. Karena apa yang lo alamin itu juga dialamin sama semua ibu, termasuk emak lo, nenek, lo, dan semua perempuan yang pernah jadi ibu lainnya. Lebih baik lo fokus nyari cara atau sistem gimana semuanya berjalan dengan baik, ketimbang nangis dan ngasihanin diri lo sendiri.——> kok pedes amat sik omongannya Buuuuw? Maap yak, bukan maksudnya judes. Cuma jadi cewek tuh harus kuat. Nyonya Meneer aja kuat berdiri sejak 1919 (Halaah!)
Gw juga udah rela kalau segala agenda harian gw terombak drastis karena harus membiarkan porsi untuk Kriby lebih besar dari agenda-agenda lainnya. Berat sih, men. Lo jadi susah mau keluar rumah. Kalau pun mau keluar rumah, lo harus bawa segala printilan perlengkapan bayi dan gendong bayi lo sendirian juga. Secara gw nggak ada baby sitter, nggak punya stroller, dan Si Punk Rock di kantor. Triknya adalah pakai gendongan bayi di depan (gw pakai Ergo Baby Carrier. KW punya sih. Kalau mau beli, gw sarankan beli di tempat gw beli. Yaitu di sini ), lalu segala perlengkapan bayi ditaruh di tas ransel punggung. There you go!
Tapi seribet dan sesusah-susahnya ngurus bayi sendirian, ada sisi positifnya juga lho. Mau tahu apa? Badan lo balik jadi langsing secara cepat ma meeen! *joget-joget ‘I like to move it-move it…I like to move it-move it’ ala musang film Madagascar*
Dengan mengurus semuanya sendiri, alhamdulillah di bulan ketiga setelah melahirkan badan gw udah balik kurus seperti semula. Lebih kurus dari sebelum hamil malah. Berat gw sebelum hamil itu 50 kg, pas hamil naik jadi 55 kg (kayaknya badan gw nggak membengkak karena gw tetap nggak mengurangi rutinitas ngurus rumah semasa hamil pun). Terus sekarang berat gw mentok di 47 kg. Ini mah berat gw jaman SMA saat tiap hari jajannya cuma bakwan dan biskuit Better! Padahal gw makan mulu karena laperan gara-gara menyusui. Bahkan sisa buncit gombyor di perut pun alhamdulillah nggak ada. Ya begitulah kalau badan lo gerak mulu, ditambah pula kalau di rumah si Kriby gw pakein popok kain. Yang artinya bisa dikatakan tiap 15 menit sekali gw ganti popoknya yang basah, hahaha.

Tapi kalau gw boleh jujur nih ya, segala keteguhan hati dan ketegaran gw yang bagai batu karang dalam mengurus anak sendirian ini nggak lepas dari jasa para tetangga gw di kontrakan tiga petak ini.
Di kontrakan yang gw huni ini, para tetangga gw adalah orang-orang yang berprofesi sebagai satpam, perawat, pelayan restoran, kurir, dan lain-lain. Para istri mereka mengurus semua anaknya sendirian. Mereka bahkan lebih sigap dalam mengurus anak dan nggak panikan. Soalnya mereka ini adalah yang orang-orang nggak segitu berpunyanya untuk bisa dikit-dikit bawa anaknya ke dokter. Dari mereka gw belajar untuk selalu tenang dalam mengurus anak. Gara-gara melihat tetangga-tetangga gw itu, gw bisa anteng aja dengerin suara nangis kenceng anak gw. Para ibu-ibu tetangga gw yang kalau ngomong masih medok logat daerahnya masing-masing ini, sangat perhatian dan sigap terhadap tetangga satu sama lain.
Mereka nggak segan-segan bertanya keadaan dan kesehatan anak kami masing-masing. “Aruna (Kriby) kenapa nangis? Nggak apa-apa ya, nangis kan olahraga buat bayi, jadi bagus untuk jantungnya juga,” begitulah bunyi sapaan mereka sehari-hari. Yang tadinya mood lo mau ngamuk karena bayi lo nangis rewel, jadi tenang deh.
Dengan mempunyai tetangga seperti mereka, gw jadi nggak enak hati kalau mau komplen atau ngeluhin hal-hal kecil dalam mengurus anak. Bertetangga sama mereka tuh, kayak tiap lo ngucapin ‘rumput tetangga lebih hijau’, mereka akan balas dengan ‘rumput saya lebih hijau karena begini lho cara merawatnya, mari saya ajari’. Man, I’m lucky!
Dear Punk Rock, kalau kamu baca blog ini aku cuma mau bilang aku nggak merasa ada masalah tinggal di kontrakan tiga petak ini. Oleh karena itu stop merasa tidak enak. Aku malah senang dan bersyukur bisa mengurus sendiri Kriby di lingkungan ini. Thank you for bringing me here, cup cup waw waw
:-* :-* :-O :-O ——> emoticonnya cup cup waw waw
4 tanggapan untuk “Jangan Cengeng, Lo Bisa Kok Ngurus Anak Lo Sendirian”
Kriloooo! I salute you. Sebagai irt tanpa mbak, akupun awalnya merasa tak sanggup. Tapi pas udah dijalanin, hamdalah cangcing bok.. Makasih ya buat sharing-nya. I like to move it, move it :*
Aduh aku jadi terharu T_T makasih ya Chibi. Soalnya dirimu adalah salah satu mahmud yg gw ingat2 selalu klo lg down krn capek ngurus anak *peluk-peluuuuuk….. Kemudian minta pijet*
Mba minta tips gmn klo anak 2 jarak setahun.. soalnya ortu saya kerja keduanya, mertua saya jauh di pulau lain. Suami sy jg sering pergi keluar kota tiap bln. Bingung saya..anak pertama usia 16 bln, anak kedua baru lahir skrg sy msh pake pembantu, tp saya ga kuat bayar pembantu . Niatnya mau ngurus anak sndiri . Apakah bisa ?
Pasti bisa dong! Berat sih, tapi kamu pasti bisa kok. Kalau nggak ada pembantu, prioritasin kebersihan, kesehatan, dan keselamatan anak dulu. Yg penting anak udah mandi, udah makan. Rumah mau berantakan, cucian numpuk, biarin aja. Semua orang yg ngurus anaknya sendiri rumahnya pasti berantakan kok.
Begitu suami lagi di rumah, kamu minta dia gantian jaga anak. Seminggu sekali kamu HARUS punya me time. Kamu ga pegang anak, ga ngurus rumah, ga masak. Kamu libur dan senang2. Nonton bioskop kek, ke salon kek, pokoknya kamu refreshing. Biar apa? Biar kamu tetap ‘waras’ dan ga stres.
Yang penting kamu udah teguh pendirian yakin klo bs ngurus anak sendirian. Pasti bisa!