Asmara Beda Agama

(Repost dari blog yang lama: 20 Agustus 2010)

Belum lama ini gw naksir sama cowok yang beda agama. Dan gw memilih untuk mundur, nggak peduli betapa nyamannya gw berada di dekat cowok itu. Nggak peduli juga bahwa dia merasakan hal yang sama.

Teman gw nanya, kenapa gw menyerah begitu saja sebelum mencoba. Gw jawab, karena gw nggak bakal mungkin bisa sama dia. Teman gw bilang lagi bahwa, nggak ada yang nggak mungkin di dunia ini. Jadi kenapa gw nggak mencoba aja?

Gw jawab, gw tahu seberapa besar dia meyakini agamanya. Sama besar seperti gw meyakini agama gw. Makanya gw nggak mau mencoba.
Kalau bicara kemungkinan, mungkin gw bisa aja ‘menarik’ dia untuk memeluk agama gw. Tapi itu artinya gw telah merampas hak dia untuk meyakini Tuhan dengan cara yang dia pilih. Lagian kalau dia masuk agama gw dengan alasan ‘karena aku cinta padamu, Adis’, bukan nggak mungkin dia akan malas-malasan dalam menjalani agama gw. Karena dia tidak meyakini agama tersebut. Kalau udah begitu, nanti siapa dong yang akan jadi imam gw?

Ini akan gw anggap sebagai cobaan hidup aja. Tuhan mungkin lagi menguji gw dengan sebuah tes ‘lebih cinta mana lo sama Gue (Tuhan) atau sama makhluk ciptaan Gue?’
Makanya gw memilih untuk mundur.

Teman gw pun terdiam.

 

Setelah dibaca lagi sekarang:

-Si cowok beda agama itu udah entah ke mana. 

-Sekarang gw jatuh cinta sama Si Punk Rock yang seagama nan seiman. Dia juga sejauh ini mampu jadi imam yang oke punya. Dia suka nasehatin gw kalau lagi gundah atau pun mellow untuk kembali percaya sama skenario Tuhan. Gw bersyukur nggak nurutin naksir gw ama cowok beda agama itu. Kalau nggak, mungkin gw nggak akan ditemuin sama Si Punk Rock ^__^

Comment

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

%d blogger menyukai ini: