Jengah Atas Ketidakdewasaan

(Repost dari blog yang lama–27 Maret 2008)

 

Kita semua pasti pernah tidak dewasa. Tapi mengherankan ketika kita melihat orang yang tidak pernah mau untuk dewasa.

Semua seolah-olah dia lah yg paling benar sehingga tidak peduli dgn dampak yg ia berikan kepada orang lain.

Menjadi dewasa kadang-kadang itu menyebalkan. Sama menyebalkannya kita kita harus bersabar menghadapi ketidakdewasaan. Namun kedewasaanlah yg melindungi kita dari mengulangi perbuatan bodoh. Seperti halnya orang tua yg selalu membimbing, mengawasi, dan menghukum kita  dari melakukan kesalahan.

Menjadi dewasa itu menyakitkan karena begitu banyak pengharapan dari mereka yg tidak dewasa untuk pemberian pengertian yg tiada tara untuknya.

Aku dulu pernah bingung memilih untuk menjadi dewasa atau tidak. Menjadi tidak dewasa terlihat begitu menyenangkan dan bahagia. Namun tokh aku akhirnya memilih untuk dewasa. Karena dengan dewasa aku tidak membuat orang lain jengah. Dengan dewasa tentu saja aku tidak akan mengulangi kesalahan yang sama. Dan dengan dewasa aku akan diberikan kesabaran dan keikhlasan yang telah dijanjikan oleh Tuhanku akan ditukarnya dengan melimpahnya pahala.

Ya Tuhan berilah aku kekuatan……

 

Setelah dibaca lagi:

-Gw itu dulu suka drama ya, hahahaha

Comment

Krilianeh

A weirdo who managed the society to accept her for what she is.
A sushi freak.
Love to blog and tweet n’import quoi.
Often found as a girl who reads down in the middle of the crowd.
Enjoys meeting new people and listening to their life story.
Secretly like to think the unthinkable then depressed herself 😀
LOVE TO WATCH MOVIES AND REVIEW THEM (Yes, caps lock is needed)
On her 29th birthday, she got married to a very nice punk rock guy, whom often she called ‘Si Punk Rock’. ❤
A year later, she gave birth to a lovely daughter that later she called ‘Kriby’.
Then 9 years later Kriby got a sister that we called ‘Baby B’.

Let’s connect