Film jadul The Apartment ini konfliknya masih relate sampai jaman sekarang.

Alkisah hiduplah C.C. Baxter (Jack Lemmon) seorang bujangan budak korporat asuransi yang rajin. Di zaman itu semua pekerja kantoran bisa pulang pada pukul 17:20. Tapi Baxter selalu pulang lebih larut, biasanya sekitar jam 9 malam. Bukannya karena ia gila kerja, tapi karena ia tidak bisa masuk ke apartemennya dengan leluasa.
Baxter menyewa apartemen dekat Central Park. Lokasi yang strategis ini membuat apartemennya sering ‘dipinjam’ oleh para bos kantornya untuk indehoy sama para pacar gelap mereka. Apartemen Baxter full dipakai secara bergantian setiap sore hingga malam oleh para bos.
Baxter yang cuma keroco di kantor nggak punya pilihan lain selain menuruti permintaan para bos ini. Permintaan pinjam apartemen ini tak jarang datang mendadak. Bahkan saat Baxter sudah tertidur pun jadi dibangunkan oleh para bos nakal ini karena mendadak dapat kencan satu malam dari bar.
Semua Baxter lakukan karena ia sadar kalau ia hanya keroco di perusahaan besar tersebut. Ditambah para bos ini menjanjikan untuk membantu membagus-baguskan nama dia di hadapan HRD agar ia segera diberi kenaikan pangkat. Dan lobbying yang dilakukan para bos ini berhasil. Baxter dipanggil Kepala HRD untuk diberi promosi jabatan. Baxter tentu saja bahagia. Ia kini punya kepercayaan diri yang lebih untuk mengajak kencan Fran Kubelik (Shirley MacLaine) sang gadis penjaga lift kantor.
Di saat bersamaan, sang Kepala HRD ternyata juga tertarik dengan ‘bisnis sampingan’ Baxter ini. Ia pun berniat untuk ikut meminjam kunci apartemen Baxter untuk mengajak kekasih gelapnya. Baxter mau tak mau harus menambahkan Kepala HRD ke list ‘klien peminjam apartemen’nya. Namun belakangan Baxter mengetahui bahwa kekasih gelap Kepala HRD adalah Fran Kubelik sang gadis pujaannya.
Yang saya suka dari film ini:
+ Alur cerita film ini lumayan nggak bisa ditebak. Jadi nontonnya seru.
+ Jadi belajar banyak dengan budaya patriarki di lingkungan kerja pada era 60-an.
+ Suka banget dengan potongan rambut Shirley MacLaine yang pixie cut dan melawan tren pada masa itu.
+ Suka banget juga dengan akting Jack Lemmon yang bikin kita ngerasa campur aduk. Antara gemes karena terlalu nurut ama atasan sampai kasihan karena banyak nahan perasaan. Tapi konflik batin tokoh Baxter sang cungpret budak korporat ini masih relate banget samai jaman sekarang. Apakah ini tandanya budaya korporat tidak berubah sampai sekarang?
+ Ada banyak percakapan-percakapan kecil sekilas yang ternyata menghidupkan cerita.
Yang saya kurang suka dari film ini:
– Ini cewek-cewek kenapa pada mau sih jadi simpenan kakek-kakek?
– Khas film di era itu, ada banyak tokoh yang terlibat dan semuanya kayak ‘berisik’.
– Endingnya gitu doang
Rate: 3,5 out of 5
Film ini saya tonton di Prime Video
Ini trailernya…








Comment