Review: Gampang Cuan (2023)

Film Gampang Cuan ini adalah film komedi yang ‘padat’.

Film ini dibuka dengan debt collector yang menggedor kontrakan Sultan (Vino G. Bastian) yang kumuh. Sultan bersembunyi di dalam kontrakannya karena ia masih belum bisa membayar utangnya. Di waktu bersamaan, masuk videocall dari ibunya Sultan di kampungnya Sukabumi. Sultan langsung merombak penampilannya di dalam kontrakan seperti orang berada yang sukses lalu mengangkat videocall dari sang ibunda.
Sultan yang merupakan anak sulung dari tiga bersaudara selalu memberikan janji-janji manis kepada sang ibu dan para adik. Si bungsu yang mau kuliah merengek minta uang untuk biaya pendidikannya. Sultan selalu mengiyakan tanpa pernah cerita sedikitpun kesulitannya mencari uang di Jakarta. Yang mereka tahu adalah Sultan sudah jadi orang sukses dan kaya raya di Jakarta.
Tergiur dengan kesuksesan kakaknya, Bilqis (Anya Geraldine) si anak tengah diam-diam menyusul abangnya ke Jakarta. Betapa kagetnya Bilqis ketika mendapati semua kebohongan abangnya. Bilqis yang awalnya marah, kemudian bersedia tutup mulut dan ikut membantu si abang untuk keluar dari garis kemiskinan. Mereka berdua mendapat titik cerah ketika mengenal dunia trading saham.
Namun mempelajari trading saham tidak semudah itu. Ada banyak lika-liku yang harus mereka jalani juga untuk mendongkrak harga saham yang mereka miliki. Ditambah Sultan mendapat kabar kalau rumahnya di kampung yang ditempati ibunya ternyata diam-diam pernah dijadikan jaminan untuk pinjaman bank. Kalau tidak segera dilunasi pinjamannya, maka rumah mereka akan segera disita.

Yang saya suka dari film ini:
+ Film ini konfliknya padat. Sehingga film ini terasa berisi dan tidak dibuat-buat. Dari awal sampai akhir konfliknya konsisten yaitu tentang nyari duit.
+ Sangat suka dengan dialognya yang sesundaan dan ngalir apa adanya. Apalagi dialog-dialog berantem adik-kakaknya. Alami banget!
+ Baru kali ini saya nonton aktingnya Anya Geraldine. Ternyata bagus ya! Cocok banget lagi jadi cewek Sunda yang galak.
+ Film ini mengangkat realita yang jarang dibicarakan. Antara lain mengenai kehidupan ibu kota yang selalu terkesan gemerlap, padahal banyak yang tipu-tipu demi citra sukses ibukota. Lalu tentang beban anak pertama yang selalu jadi tumpuan keluarga tanpa boleh mengeluh. Juga tentang utang-piutang yang tidak lepas dari kehidupan kita.
+ Editor filmnya jago nih motong-motong dialog di momen yang pas biar pas lucunya.

Yang saya kurang suka dari film ini:
– Peran Aji si anak bungsu (Alzi Makers) terlalu kecil untuk dipajang di poster film. Aktingnya juga nggak memorable. Malah perannya Danang Suryonegoro sebagai Evan si jago trading lebih mencuri perhatian.
– Ada beberapa adegan yang settingnya kehidupan horangkayah keliatan palsu. Padahal setting kehidupan miskin di kontrakannya udah bagus dan natiral banget.
– Aktingnya Meriam Bellina di film ini kok kayak template ya?

Saya nonton film ini di Prime Video.
Rate: 4 out of 5

Ini trailernya…

Comment

Krilianeh

A weirdo who managed the society to accept her for what she is.
A sushi freak.
Love to blog and tweet n’import quoi.
Often found as a girl who reads down in the middle of the crowd.
Enjoys meeting new people and listening to their life story.
Secretly like to think the unthinkable then depressed herself 😀
LOVE TO WATCH MOVIES AND REVIEW THEM (Yes, caps lock is needed)
On her 29th birthday, she got married to a very nice punk rock guy, whom often she called ‘Si Punk Rock’. ❤
A year later, she gave birth to a lovely daughter that later she called ‘Kriby’.
Then 9 years later Kriby got a sister that we called ‘Baby B’.

Let’s connect