Film The Birdcage ini menghadirkan komedi tabu di masanya.

Film ini menceritakan tentang Armand (Robin Williams) seorang gay pemilik klub malam banci (drag queen) The Birdcage. Ia punya pasangan hidup bernama Albert alias Starina (Nathan Lane) yang juga bintang utama di klub tersebut.
Armand punya seorang anak lelaki bernama Val (Dan Futterman). Val adalah anak hasil kisah cinta satu malamnya dengan Katharine (Christine Baranski) yang tidak ada minat untuk membesarkan anak. Kini Val sudah berusia 20 tahun dan kuliah di luar kota. Pada suatu malam Val pulang menghadap Armand dan mengatakan kalau ia ingin menikah. Ia sudah menemukan tambatan hatinya yaitu teman kampusnya sendiri bernama Barbara (Calista Flockhart). Barbara berasal dari keluarga terhormat. Ayahnya adalah seorang senator sekaligus ketua gerakan pembenahan moral. Barbara tahu kalau keluarga Val adalah pasangan homoseksual. Maka Barbara berbohong habis-habisan ke keluarganya agar orangtuanya mau pergi menemui keluarga Val untuk berkenalan. Barbara mengatakan kalau ayah Val adalah seorang atase kesenian yang baru pulang dari masa jabatannya di Swiss.
Barbara menyampaikan kebohongannya ke Val. Val kemudian memohon ke ayahnya untuk mengubah penampilannya sesuai dengan kebohongan Barbara. Val juga meminta agar Albert tidak ada di rumah dulu agar mereka tidak ketahuan kalau mereka adalah pasangan homoseksual. Soalnya Albert adalah bencong yang melambainya akut. Saat Albert mengetahui kalau ia tidak diinginkan, tentu saja ia kecewa. Karena ia menyayangi Val seperti anaknya sendiri. Armand pun nggak tega melihat pasangan hidupnya bersedih. Armand pun melatih Albert yang seorang bencong to the bone untuk tampil lebih macho demi menyambut keluarga Val.
Yang saya suka dari film ini:
+ Ini film kocak! Bagi yang suka ngeliat drama queen dan kelebayan bencong, film ini pasti bakal berhasil bikin ngakak terus.
+ Dialognya sih yang bikin ngakak.
+ Akting Hank Azaria sebagai pemeran asisten rumah tangga yang juga bencong to the bone KEREN BANGET! Dia berhasil bikin kita penonton terkecoh percaya kalau dia aslinya memang gay. Padahal Hank Azaria di kehidupan nyata adalah lelaki normal.
+ Moral film ini bagus, yaitu tentang cinta. Cinta kepada pasangan, juga cinta orang tua pada anak.
+ Ini film yang termasuk berani untuk digarap di tahun itu. Pada tahun 90-an di mana LGBT masih dianggap tabu, film ini malah berani tampil secara gamblang.
Yang saya kurang suka dari film ini:
– Karakter Barbara nggak berkembang. Cuma sebagai si biang kerok tapi abis itu udah jadi penonton saat orang berusaha beresin masalah yang dia bikin.
– Adegan Val berusaha memperbaiki masalah juga nggak dibangun dengan baik. Tahu-tahu dia jadi ‘baik’ aja gitu, lah…
– Endingnya gitu doang. Khas film tahun 90-an sih yang kadang endingnya nggak tuntas.
Film ini saya tonton di Prime Video.
Rate: 4 out of 5
Ini trailernya…








Comment