Beberapa episode dari serial Flowers ini sukses bikin saya sesak karena sedih.

Alkisah hiduplah keluarga Flowers. Sang ayah Maurice Flowers (Julian Barratt) adalah seorang penulis buku anak-anak. Diam-diam dia depresi dan ingin bunuh diri. Maurice punya ilustrator sekaligus asisten orang Jepang yang kelewat ceria. Namanya Shun (Will Sharpe).
Istri Maurice, Deborah (Olivia Colman) diam-diam tidak bahagia dengan pernikahannya dan butuh pengakuan bahwa keluarganya sempurna. Maurice dan Deborah punya sepasang anak kembar yang sudah dewasa: Donald (Daniel Rigby) yang terobsesi dengan mesin dan merasa dirinya adalah seorang penemu ulung dan Amy (Sophia Di Martino) seorang musisi yang diam-diam adalah seorang lesbian.
Pada suatu hari Maurice bangun dari tidurnya dan memutuskan untuk mengakhiri hidupnya hari itu juga. Ia pasang tali di sebuah batang pohon, lalu menggantung dirinya. Siapa sangka batang pohonnya patah. Bunuh diri Maurice gagal. Maurice mengira kalau ia berhasil menyembunyikan depresi dan usaha bunuh dirinya dari keluarganya. Sayangnya ibu Maurice yang lansia melihat itu semua. Dengan kepikunannya, ibu Maurice mencoba mereka ulang tindakan bunuh diri Maurice yang berujung ke cedera serius. Saat ibu Maurice dirawat di rumah sakit, hal-hal yang selama ini keluarga Flowers saling sembunyikan mulai terungkap.
Yang saya suka dari serial ini:
+ Serial ini adalah dark komedi yang cerdas!
+ Standing ovation buat Will Sharpe yang bukan hanya jadi aktor di serial ini. Tapi juga penulis naskah sekaligus sutradara. Ketiganya dia jalani dengan sangat baik. Aktingnya sebagai orang Jepang yang rela berbuat apapun untuk orang lain sangat sempurna! Penulisan naskah serial ini oke banget. Semua karakter mempunyai proporsi yang pas. Penyutradraannya juga bagus.
Mulai sekarang semua karya dengan nama Will Sharpe akan masuk di watchlist saya.
+ Belum lama ini saya menulis blog tentang kondisi kesehatan mental saya. Serial ini menjelaskan kondisi mental health buruk masing-masing karakter dengan cara yang lucu dan mudah dicerna. Seperti tentang kesulitan berkomunikasi dengan orang terdekat sampai frustrasi, tentang penyangkalan akan masalah diri sendiri, tentang usaha mencari perhatian, tentang duka ditinggalkan orang yang kita cintai, tentang usaha menghapus kesedihan dengan berpura-pura bahagia.
Ada beberapa adegan yang sedihnya begitu menusuk kalbu saya. Tapi saya yakin orang-orang yang tanpa kondisi kesehatan mental bermasalah pun dapat merasakan kesedihan yang ditunjukkan di serial ini.
Saya sangat menyarankan orang-orang untuk nonton serial ini untuk memahami orang depresi dan kesehatan mental.
+ Aktingnya Olivia Colman udah pasti okelah ya. Olivia selalu bisa akting mengubah emosi secara cepat.
+ Aktingnya Daniel Rigby juga berhasil banget bikin kita kesel.
+ Set dan lokasinya oke. Rumah mungil mereka yang sesak membuat saya berpikir bahwa rumah Keluarga Weasley di Harry Potter itu mungkin memang beneran ada di kehidupan nyata. Meski begitu, saya pengen banget punya rumah kaya gitu. Apalagi pondok mungil tempat Maurice menulis. Kayaknya enak banget kalau punya tempat kerja khusus kayak gitu. Tapi ya, saya emang selalu suka dengan rumah-rumah mungil di pedalaman Inggris sih.
Yang saya kurang suka dari serial ini:
-Rambutnya Deborah keliatan banget wig dan agak ganggu.
-Saya baru tahu Sophia Di Martino di serial ini. Rupanya dia salah satu aktris yang diperhitungkan karena udah masuk di geng superhero Marvel. Tapi menurut saya, aktingnya di serial ini biasa aja sih. Malah kayaknya dia banyak terbantu oleh make up untuk membangun karakternya.
Genre: Drama, komedi
Rate: 4,5 out of 5
Saya nonton serial ini di Netflix.
Ini trailernya….