Saya merasa kalau film komedi romantis zaman dulu lebih bagus dari yang buatan era 2000-an.

Alkisah hiduplah keluarga Larrabee yang super tajir. Jauh sebelum Syahrini pamer kekayaan dan akhirnya nikah ama horangkayah beneran Reino Barack, keluarga Larrabee udah kaya nggak ketulungan. Keluarga ini punya dua orang putera, si sulung Linus (Harrison Ford) yang serius penerus bisnis keluarga dan David (Greg Kinnear) yang tampan yang hobi foya-foya.
Di atas garasi mobil keluarga LarraBee yang besar, tinggal lah seorang supir dengan puterinya bernama Sabrina (Julia Ormond). Sabrina memendam rasa pada David. Ia sering mengintip gerak-gerik David dari kejauhan. Sadar bahwa perasaan puterinya tidak akan terbalas oleh sang Tuan Muda, ayah Sabrina mengirimnya ke Paris, Perancis agar ia mencoba menjalani hidup yang baru.
Paris mengubah banyak diri Sabrina. Ia kini jadi gadis yang penuh percaya diri dan cantik memesona. Maka sepulangnya Sabrina dari Paris, wajar saja David jadi jatuh cinta. Padahal David sudah keburu tunangan dengan seorang dokter dari keluarga kaya. Jika pertunangan mereka dibatalkan, alamat merger bisnis senilai jutaan dolar antar dua keluarga itu ikut lenyap juga. Di sini lah Linus memutuskan untuk turun tangan. Linus telah memperhitungkan semuanya untuk menyelamatkan aset keluarga, namun ia tidak memperhitungkan kalau ia juga akan jatuh cinta pada Sabrina.
Yang saya suka dari film ini:
+ Kangen deh nonton film komedi romantis yang sebagus ini. Komedi romantis produksi era 90-an itu bagus-baguuuuus ceritanya. Nggak melulu tentang seks, melainkan memang tentang jatuh cinta.
+ Film ini remake dari film Sabrina 1954 yang diperankan oleh Audrey Hepburn. Saya belum nonton yang versi aslinya, tapi saya yakin lebih bagus versi yang 1995 ini. Karena film-film era Audrey Hepburn biasanya dialognya kaku.
+ Gambarnya baguuuuuuuus!
+ Keluarga Larrabee ini emang tajirnya ampun-ampunan, deh. Masa rumahnya Sabrina di atas garasi aja itu gede dan cakep banget kayak villa 0_o
+ Kulit putihnya Julia Ormond itu cantik banget. Putih porselen gitu. Atau bahasa Indonesianya putih pualam.
+ Gaunnya Sabrina pas dansa sama David itu juga baguuus banget deeeeh.
+ Komedinya tentang ‘terlalu tajir’ di film ini menghibur.
Yang saya kurang suka dari film ini:
– Harrison Ford kayak sengaja dibuat nggak cakep di film ini. Dan saya baru nyadar kalau hidungnya Harrison Ford itu miring.
– Julia Ormond meski cantik banget, tapi aktingnya biasa aja -_-
– Adegan ciumannya jelek. Nggak kayak orang jatuh cinta.
Rate: 5 out 5
Film ini saya tonton di Netflix. Di Prime Video kayaknya juga ada sih. Buat yang mau koleksi DVDnya, beli aja di sini.
Ini trailernya…
2 tanggapan untuk “Review: Sabrina (1995)”
Suka pake banget sama yang versi ini. Lebih suka daripada versi Hepburn. Entah kenapa Hepburn sama Bogart yang notabene aktor kelas A pada zamannya, malah jelek banget chemistry-nya 😦
BTW, salam kenal!
Hai, salam kenal juga!
Saya belum pernah nonton yang versi Hepburn. Tapi saya yakin versi tahun 1995 pasti jauh lebih bagus. Karena eranya Hepburn itu kadang penokohan karakter perempuannya itu template, terlalu menjual mimpi, dan dialognya terlalu kaku. Sedangkan perfilman era 90-an sudah lebih luwes dan lebih direalistiskan. IMHO
Terima kasih ya sudah mampir ^_^