Review Buku: Gonzo Girl

Buku ini saya beli dalam keadaan kalap di Big Bad Wolf 2019. Banyaknya buku di sana bikin saya mules karena senang sekaligus pusing karena nggak tahu mau milih yang mana. Akhirnya saya pakai cara cepat dalam memilih buku.

Begini caranya:
-Lihat harga. Oke, cocok sama kantong.
-Lihat sinopsis di belakang buku. Oke, kayaknya lumayan menarik.
-Buka bukunya sekilas. Oke, banyak dialognya. Saya memang suka buku yang banyak dialog, ketimbang paragraf panjang yang deskriptif.

Maka berdasarkan proses seleksi yang ketat sesuai SNI dan ISO 9001 di atas, buku Gonzo Girl karya Cheryl Della Pietra ini saya bawa pulang.

Buku ini menceritakan tentang perempuan bernama Alley yang baru lulus kuliah di universitas mentereng. Alley itu anak pintar cuma kismin. Dia jago nulis, tapi selama kuliah kerja jadi bartender buat nambahin uang kuliah. Begitu ia tahu kalau seorang penulis ternama Walker Reade lagi nyari asisten, makan ia tanpa pikir panjang langsung ngelamar. eh alhamdulillah diterima.
Nggak lama ia menjejakkan kaki di rumah Walker, ia sadar kalau kehidupan di sana ‘oh sh*t’ banget. Walker yang seorang pecandu narkoba dan alkohol membuat kehidupan di rumahnya hedon tanpa henti. Ditambah dia sangat suka dengan senjata api. (Mabok alkohol + narkoba + senjata api = cari mati you?) Walker bisa ngomong seenaknya tanpa difilter dan bodo amatan kalau orang jadi baper. Satu-satunya cara Alley agar bertahan dan digaji adalah ia ikut terjun dalam kehidupan ‘gila’ Walker.

Buku ini fiksi namun sangat kuat fakta berdasarkan kisah nyatanya. Sang penulis, Cheryl Della Pietra, adalah Alley dan Walker Reade adalah Hunter S. Thompson. Cheryl memang pernah jadi asisten Hunter waktu baru lulus kuliah.
Kalian tahu Hunter S. Thompson? Saya juga nggak tahu sih sebelum baca buku ini. Rupanya Hunter S. Thompson itu seorang sastrawan Amerika Serikat yang disegani. Opininya tentang politik suka bener. Dia adalah pencipta jurnalisme gonzo, yaitu penulisan tanpa klaim objektivitas. Sering kali sang reporter sebagai bagian dari cerita melalui narasi orang pertama.–Wikipedia

Hunter S. Thompson waktu masih muda

Terlepas Hunter itu disegani, namun sudah rahasia umum kalau ia memang orang yang ‘have fun go mad’. Makanya banyak orang terkenal sering keluar masuk rumahnya untuk mabok dan narkobaan gratis. Mulai dari politisi, seniman, sampai bintang film.

Hunter kalau lagi ‘having fun’ mainnya senjata api

Ngomong-ngomong bintang film, Johnny Depp adalah kawan dekat Hunter, lho. Dan saya yakin kalau salah satu tokoh bintang film yang diceritakan dalam buku Gonzo Girl ini adalah Johnny Depp.

Hunter S. Thompson tua yang bro banget ama Johnny Depp

Beberapa hal yang menguatkan dugaan saya antara lain adalah fakta kalau mereka memang sohiban. Johnny Depp memerankan tokoh utama di film Fear and Loathing in Las Vegas yang diangkat dari buku Hunter. Begitu Hunter meninggal karena bunuh diri, Johnny Depp menghabiskan 3 juta dollar untuk pemakaman Hunter. TIGA JUTA DOLLAR! Itu kayak Rp 44,635,200,080 gitu buat pemakaman doang.

Waw

Oke, itu sekilas tentang Hunter S. Thompson dan kehidupannya.
Sekarang saya mau bahas lebih lanjut mengenai buku Gonzo Girl. Saya suka sekali tokoh Alley yang butuh kerja tapi bisa ngelawan semua omongan pedas Walker tanpa pakai urat. Alley juga berusaha mengikuti arus yang ada tanpa harus kehilangan harga dirinya. Hal ini diceritakan dengan baik melalui banyak dialog ketimbang narasi pemikiran Alley.

Siapa sangka buku yang saya beli dengan cara ngasal (namun sesuai standar SNI dan ISO 9001) ini ternyata jadi buku yang sangat menyenangkan untuk saya baca. Saya bahkan menjadikan buku ini jadi bacaan saat nyetor di WC. Soalnya waktu saya di WC itu nggak pernah lama (terima kasih Yakult yang melancarkan BAB saya!) Sehingga saya bisa baca buku ini dieman-eman alias dipirit-pirit. Paling dua halaman dalam sekali nyetor. Sayang banget kalau buku cepat habis dibaca. Buku ini juga membuat saya semangat ke WC. Jadi setiap saya mules, aha! Reading time!

Oiya, buku ini konon akan dibuat versi filmnya. Tapi barusan saya Google kayaknya proyek filmnya mandek sejak tahun 2017. Ah sayang sekali…

Rate: 4,5 out of 5

Comment

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

%d blogger menyukai ini: