Category: Movies
Genre: Horror
Rate: 4,5 out of 5

Film ini dibuka dengan Maya (Tara Basro) yang sedang bekerja sebagai penjaga pintu tol. Malam itu berbeda dengan malam-malam lainnya, karena hari itu ada seorang pengguna jalan tol yang menanyakan hal aneh dan kemudian berusaha membunuhnya.
Trauma dengan kejadian yang menimpanya, ia kemudian pindah haluan dengan membuka usaha baju di pasar dengan sahabatnya, Dini (Marissa Anita). Namun membuka usaha tidak semudah yang mereka kira. Terhimpit dengan tekanan ekonomi membuat Maya memutuskan untuk pulang ke kampungnya. Ia tidak pernah mengenal tanah kelahirannya karena ia dibesarkan oleh Bibinya sejak kecil di kota. Modalnya pulang kampung hanya sebuah foto keluarganya di depan rumah besar. Tergiur dengan kemungkinan mewarisi rumah besar tersebut, maka berangkatlah Maya dan Dini ke desa terpencil tersebut. Niatnya hanya untuk mengetahui asal-usul dan mengklaim warisan rumah, malah membawa bencana yang membahayakan nyawa mereka berdua.
Yang saya suka dari film ini:
+ Saya udah melewatkan banyak film karya Joko Anwar. Ketika akhirnya saya menonton film ini, rasa rindu saya terpuaskan. Love you, Joko Anwar!
+ Horor dan jalan ceritanya nggak ketebak. Film ini nggak banyak makhluk atau hantu seram, tapi cukup mencekam karena nuansa horornya dibangun dengan baik.
+ Salut dengan set dan propertinya.
+ Akting yang saya puji adalah Christine Hakim (ya iyalaaah!), Marissa Anita, dan Asmara Abigail. Christine Hakim selalu total saat berakting. Kelihatan dia mendalami dan memikirkan output perannya secara detil. Bu Christine kamu panutanku *cium tangan*.

Kalau untuk Marissa Anita, aktingnya layak dipuji untuk pemain baru. Terlihat natural sekali. Sedangkan untuk Asmara Abigail yang sehari-harinya edgy-niche-fierce, terlihat alami sekali memerankan Ratih sang perempuan ndeso. Tipe-tipe aktris yang nggak takut jadi jelek demi sebuah peran. Nggak kayak aktris siapa tuh namanya………..eh ada tukang es krim lewat. Nanti kita bahas lagi ya soal ini.
+ Figurannya di film ini juga oke-oke. Jarang yang mukanya kosong atau bengong gugup karena baru pertama kali kesorot kamera.
+ Ario Bayu pake beskap ganteng ya…. *kilik-kilik jenggot Ario Bayu, terus ngikik geli sendiri*
+ Adegan kekerasannya pas tanpa harus menjual terlalu banyak darah muncrat. TAPI TETAP AJA FILM INI TIDAK DISARANKAN UNTUK DITONTON OLEH ANAK DI BAWAH 15 TAHUN YA!
Yang saya kurang suka dari film ini:
– Bajunya Maya dan Dini terlalu sama dan kurang menggambarkan karakternya.
– Ada beberapa adegan kepala dipukul kenceng tapi kok nggak pingsan? Sering muay thai apa nih cewek-cewek?
– Menurut saya trailernya kurang mengundang. Saya lebih tertarik nonton film ini justru karena embel-embel nama sutradaranya.
– Saya kurang suka ending konfliknya. Kayak, ‘terus kita harus gimana nih, geng? Bingung, ya? Sama! Yodah, kita bengong bersama, yuk.’
Ini trailernya….