Category: Movies
Genre: Drama
Rate: 5 out 5

Film ini mengisahkan tentang Hugh Glass (Leonardo DiCaprio) seorang penunjuk jalan di Amerika pada tahu 1820-an. Ia dan anak lelakinya, Hawk (Forrest Goodluck), disewa jasanya oleh seorang kapten pemburu sekaligus penjual bulu binatang.
Pada suatu hari di musim dingin saat sedang mengumpulkan bulu berang-berang di tepi sungai, kelompok mereka diserang oleh suku Indian. Mereka pun melarikan diri melewati hutan. Waktu Glass sedang mencari arah jalan untuk kelompoknya, ia diserang oleh beruang. Tubuhnya tercabik-cabik, namun ia masih bisa diselamatkan. Sayangnya, dia tidak bisa berjalan dan harus ditandu ke mana-mana. Melihat kelompoknya kelelahan dan medan alam yang tidak memungkinkan ia untuk menandunya lebih jauh, sang kapten kemudian meminta maaf dan terpaksa meninggalkan Glass di hutan untuk mati dengan tenang. Orang upahan sang kapten, antara lain Fitzgerald (Tom Hardy), Bridger (Will Poulter) dan Hawk memutuskan untuk tinggal menemani Glass sampai ajalnya tiba. Sang kapten berpesan agar Glass dimakamkan secara layak. Tetapi tidak semua berjalan sesuai dengan rencana. Hawk tewas dan Glass bangkit dari tandu pesakitannya untuk membalas dendam.
Yang saya suka dengan film ini:
-LEONARDO DICAPRIO AKTINGNYA BAGUS BANGET YA WOI! Kita bisa kayak bisa ikut ngerasain rasa sakit di luka badannya, semua rasa sedihnya, dan rasa kedinginan yang menggigit tubuhnya. Menurut beberapa wawancaranya, Leo mengaku kalau akting di film ini adalah tersusah yang pernah dia lakukan. Dia jadi makan hati bison mentah beneran, padahal dia vegetarian. Dia harus keluar masuk sungai yang dinginnya na’udzubillah. Ditambah sutradaranya, Alejandro G. Inarritu, ambisius parah. Konon pas bikin film ini dia gampang banget mecat kru syutingnya kalau ngeluhin medan syuting.
Setelah nonton The Revenant ini, saya jadi senang lagi karena keberhasilan Leonardo mendapat piala Oscar berkat kegigihannya di film ini.

-Gambar film ini bagus. Hening, dingin, tapi cantik.
-Tom Hardy aktingnya nggak kalah gokil. Tapi masih tetap the best-nya Leo, sih.
Yang saya tidak suka dari film ini:
-Apa ya? Kayaknya karena banyak adegan kekerasan yang sadis sih. Nggak melulu berdarah-darah, tapi ‘ya ampun kok tega…’ gitu.
-Jadi tahu kalau pembantaian kaum Indian di Amerika itu kayak gitu ya….
Film ini saya tonton di Netflix.
Ini dia trailernya…