Review: Riani Sovana

Ini adalah sebuah review musik. Lebih tepatnya adalah review musik karya Riani Sovana.

Sebelumnya saya harus jujur kalau Riani Sovana ini adalah teman lama. Saya kenal Riani Sovana waktu kami sama-sama dalam naungan sisterhood Femina Group. Waktu itu saya bekerja jadi jurnalis untuk majalah GADIS, sedangkan Riani jurnalis untuk majalah Seventeen Indonesia.

Selama saya kerja di GADIS (2007-2011) saya nggak pernah tahu kalau Riani itu adalah seorang penyanyi. Pernah sih pas saya wawancara Bongky Marcel (personel band BIP) di GADIS, Riani datang untuk ngobrol serius dengan Bongky. Seingat saya waktu itu Riani ingin menanyakan album yang ia garap bersama Bongky. Tapi saat itu saya pikir kalau Riani punya side job jadi manajer musisi, selayaknya yang lazim dilakukan oleh para jurnalis lifestyle/musik di sela-sela waktu luang.

Namun begitu Riani memutuskan untuk resign dari majalah Seventeen Indonesia dan ia mengatakan ingin lebih serius menggarap karir musiknya, di situlah saya baru sadar ‘Oh, lo beneran main musik, ya?’.

Setelah itu saya sempat dengar kalau Riani menelurkan sebuah singel berjudul Seribu Bintang. Namun sayangnya, menurut kabar, peredaran singel itu tidak maksimal karena satu dan lain hal.

Tahun berganti, kabar mengenai Riani yang saya dengar selanjutnya adalah mengenai pernikahannya, ada kerabat dekat yang meninggal (yang kemudian saya ketahui adalah ayahnya – temen macam apa lo nggak ngucapin belasungkawa ama temen sendiri), punya anak, lalu punya anak kedua. Tentu saja sebagai Gen X milenial saya tahu kabar itu semua dari sosial media. Begitu saya menikah dan punya anak, saya dan Riani sesekali chat untuk bertukar saran mengenai pola asuh anak.

Lalu kini Riani menghubungi saya untuk minta karya musiknya di-review. Waduh… Gawat, nih. Pembaca yang budiman tahu kan kalau saya me-review itu selalu jujur dari hati. Nah, kalau nanti saya review jujur dan tidak sesuai dengan hati Riani gimana? Saya sih biasa jadi heartbreaker untuk kaum Adam (beraaaaq), tapi kalau menghancurkan hati teman sendiri, manalah ku tega…

Maka dari itu setelah Riani mengirimkan link Youtube videoklip dari lagu barunya, saya pun dengan semangat kejujuran tanpa sedikitpun tipu daya bertanya terus terang padanya begini…

Nah, sudah baca sendiri kan kalau Riani memberi saya izin untuk me-review dengan kejujuran dari hati bersih saya.

Okeh, mari kita mulai reviewnya.

Eh tunggu dulu, silakan dilihat dulu video dari lagu terbaru Riani…

Saya review videonya dulu ya.

Yang saya suka dari video ini:

-Warna videonya bagus

-Tema ‘kenalan-nongkrong bareng-terus jadi suka’ ini bagus. Realistis dan dekat dengan kehidupan kita sehari-hari.

-Make up Riani oke di video ini.

Yang saya kurang suka dari video ini:

-Rambutnya Riani kurang di-blow

-Model cowoknya juga kurang cakep. Tapi lama-lama terlihat charming, sih

-Kepandaian Riani main gitar di sini kurang stand out

Tapi segala kekurangan di video klip ini bisa saya maklumi, kok. Soalnya bikin videoklip dalam waku singkat tentunya nggak mudah. Dan minta izin pergi seharian untuk bikin video klip dengan ninggalin dua anak di rumah itu lebih tidak mudah! Saya tahu betul pearsaan itu. Walaupun anak saya baru satu. Jadi dalam hal kekurangan ini saya salut Riani. Tunggu… Tunggu… ‘kekurangan yang disaluti’ itu gimana, ya? Ah, sudahlah jangan suka mempertanyakan hal-hal yang memusingkan penulis. Sebagai pembaca yang budiman, maka Anda harus budiman. Yang artinya Anda harus membaca dengan hati yang lapang, menyetujui kecerdasan penulis yang tertuang, kemudian menyebarluaskan tulisan ini agar penulis segera menjadi selebgram. Paham? Anda budiman tidak? Oke, bagus. Lanjutkan membacanya, ya.

Jadi secara keseluruhan saya suka atau tidak dengan karya Riani yang terbaru ini? Jawabannya adalah………………tidak.

MAAFKAN AKU RIANI!!!!

Izinkan saya menjelaskan ketidaksukaan saya di sini….

Setelah melihat video tersebut, saya jadi ngubek-ngubek video musik Riani yang lain di laman Youtube RianisovanaSaya pun melihat video Sisi Gelap

lalu video Senandung

Dari kedua video klip itu saya bisa melihat dan mendengar kalau vokal Riani bisa lebih dari sekadar yang ia tampilkan di Takut Jatuh Hati. Memang sih kedua video yang saya jadikan referensi adalah karya lama Riani, dimana ia masih menjadi penyanyi alternative-goth. Saya maklum kalau kini Riani berpindah genre dengan menyanyikan lagu cinta yang sweet karena pasar musik Indonesia memang saat ini sedang berubah mengarah ke genre tersebut.

Namun lagi-lagi saya menyayangkan kenapa Riani nggak eskplor lebih kemampuan vokalnya saat menyanyikan lagu bertemakan cinta. Padahal dia bisa, lho! Nggak percaya? Nih, lihat video yang ini ya…

dan yang ini

Bisa dikatakan bahwa kedua video di atas adalah vokal Riani kesukaan saya. Riani ini bisa nyanyi, kok. Dan beneran bisa main musik! (Soalnya di videoklip Takut Jatuh Cinta, ia hanya terlihat ‘sok-sok main gitar’. Padahal beneran bisa main gitar!) Cuma ia harus memilih lagu yang pas dengan vokalnya. Vokalnya Riani ini unik. Sepertinya vibrasi vokalnya lebih prima di nada-nada rendah. Kalau di nada-nada tinggi jadinya seperti rintihan yang agak dipaksakan.

Maafkan review saya yang terlalu jujur ini ya, Riani. Ingat percakapan kita via WhatsApp (cekrek) akan janjimu untuk tetap mau berteman denganku setelah membaca review ini.

Tapi saya, sekali saya tekankan, sungguh berpikir kalau Riani itu bisa bermusik (nyanyi dan main musik) kok. Saya hanya merasa Riani masih agak terjebak di genre alternative-goth yang yang cukup hampir membesarkan namanya pada waktu itu.

*klik ‘Publish’*

*lempar laptop*

*kabur sprint sambil gendong Kriby*—–>biar Riani nggak tega ngebacok saya karena lagi gendong anak

Satu tanggapan untuk “Review: Riani Sovana”

Comment

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

%d blogger menyukai ini: