Waktu itu hari Senin malam tanggal 22 Agustus 2016.
Si Punk Rock pulang membawa bungkusan Mothercare.
“Aku tadi muter-muter Gandaria City nyari kadonya Aruna. Akhirnya aku dapat. Aku beli ini,” ujar Si Punk Rock sambil membuka bungkusan plastik Mothercare di tangannya.
Isinya adalah baju renang bergambar Frozen untuk kado ulang tahun Kriby kedua yang jatuh pada esok hari. Kriby pasti suka banget sama baju renang ini. Saya senang karena tahu Kriby pasti girang.
Sayangnya besok saya dan Si Punk Rock tidak akan berada di rumah seharian karena harus bekerja. Si Punk Rock harus ke kantor seperti biasa, sedangkan saya ada kerjaan freelance harus mendampingi media di sebuah event.
“Aku besok pinjam tas ransel kamu boleh ya? Aku besok harus bawa laptop. Ransel kamu kan ada laci laptopnya,” kata saya seraya mengangkat ransel Si Punk Rock. Tapi Si Punk Rock buru-buru mengambil tasnya dari tangan saya.
“Aku juga sebenarnya ada sesuatu untuk kamu,” ujar Si Punk Rock lagi. Ia membuka tasnya untuk mengambil sebuah bungkusan kertas. Apa itu?
Isinya adalah ini…

“Ini kan mahal…”
“Nggak apa-apa. Ini adalah kado untuk istriku karena sudah menyusui anakku selama dua tahun sampai payudaranya ngondoy, hehehe… Selama ini kamu udah berjuang ngasih Aruna ASI. Kamu juga pantas dapat hadiah dong,” kata Si Punk Rock.
“Kamu bayarnya pakai apa?”
“Pakai kartu kredit, hehehe…”
“Yah… Kita kan udah banyak tagihan kartu kreditnya..”
“Ya nggak apa-apa.”
Melihat muka saya sedih karena tak enak hati, Si Punk Rock langsung mengalihkan pembicaraan dengan menceritakan alasannya membeli dompet tersebut. “Aku tuh sedih lihat dompet kamu resletingnya udah rusak begitu. Katanya kamu itu Menteri Keuangan keluarga, tapi Menteri Keuangan kok dompetnya elek? Ya udah aku coba cari-cari deh dompet baru untuk kamu. Akhirnya pilihanku jatuh ke dompet Tulisan ini. Soalnya Tulisan itu berkarakter kayak kamu. Tulisan itu menggunakan bahan yang ramah lingkungan dan menggaji pekerjanya dengan adil. Dan tiap produknya unik karena print dan coraknya nggak ada yang sama persis. Tiap produknya juga ada ceritanya. Seperti dompet ini bercerita tentang Sound of Dawn, tentang pagi hari. Seperti kamu yang selalu membangunkan aku tiap pagi. Tanpa kamu, mana bisa aku bangun pagi hari.”

Saya hanya terdiam sambil senyum-senyum saja. Lagi-lagi saya bisa merasa limpahan rasa sayang yang diberikan Si Punk Rock. Ini bukan tentang pemberiannya, namun tentang kepedulian dan perhatiannya (yang kemudian menggerakkannya untuk melakukan pemberian).
Saya akan jujur kepada Anda, saya dan Si Punk Rock tidak hidup mewah. Kami hanya ngontrak di sebuah kontrakan petak empat, di sebuah gang yang tidak bisa dilewati mobil pula. Tiap bulan uang kami selalu mepet banget. Tapi mepet itu jauh lebih mending daripada kehabisan uang sama sekali. Sayangnya itu sering juga kami alami, hahaha.
Kata orang kesulitan keuangan itu biasa terjadi di awal pernikahan. Tapi seperti yang pernah saya katakan ke Si Punk Rock, “Walaupun tiap bulan duit kita suka abis sebelum waktunya, tapi entah kenapa kok aku nggak ngerasa miskin ya? Bukan ‘nggak merasa miskin’ dalam artian sok kaya. Tapi aku ngerasa bahwa aku nggak miskin sampai itu jadi masalah untuk kita berantemin atau bikin aku jadi stres berat. Kenapa ya?”
Seperti sekarang saya tahu jawabannya: kami mungkin kekurangan uang, tapi kami tidak kekurangan kasih sayang. As cheesy as it sounds, but that is how I feel.
Saya dan para ibu menyusui lainnya tahu bahwa menyusui itu tidak mudah. Namun kami melakukannya saja demi anak kami. Meskipun sakit dan payudara kencang kami berubah jadi seperti pedulum yang mengikuti gaya gravitasi, tapi banyak dari kami tidak terpikirkan untuk menyerah. Karena kandungan ASI itu mahal dan tidak tergantikan. Kami memberi ASI untuk anak kami. Udah, titik.
Saya tidak pernah menyangka bahwa perjuangan kami begitu diperhatikan dan diapresiasi oleh Si Punk Rock. Saya juga baru tahu kemudian bahwa Si Punk Rock sampai ngeprint sertifikat kelulusan ASI S3 segala. Saya terharu sekaligus lucu melihat segala antusiasnya. Setelah saya pikir-pikir, dia benar-benar ayah ASI sejati. Saya yakin kelancaran ASI saya selama ini pasti ada andil dari segala perhatian dan kasih sayang yang ia curahkan kepada saya. Karena kunci ASI lancar itu adalah tidak stres, bukan?
Terima kasih ya sayang. Semoga Allah membalas semua kebaikan kamu berlipat ganda.