Masih ingat tentang gerakan 30 hari tanpa rokok yang diterapkan Si Punk Rock? Dulu gw pernah nulis tentang itu di sini. Bagi Anda yang tidak tahu, mari gw ingatkan sedikit perihal gerakan tersebut.
Jadi dalam usaha membuat Si Punk Rock berhenti merokok, gw meminta dirinya untuk tidak merokok dalam 30 hari. Ide itu muncul pada tahun pertama pernikahan gw (2014) karena gw nggak tahan dengan kepulan asap, juga bau rokok yang menempel di baju dan mulutnya. Selain itu juga gw nggak tahan dengan bagaimana masyarakat kita dicuci otak bahwa merokok itu keren. FYI, gw dulu pernah bekerja dekat dengan perusahaan rokok. Di situ gw bisa melihat langsung bahwa sebagian besar karyawan di perusahaan rokok tersebut……tidak merokok. Kenapa? Ya karena rokok itu bahaya buat kesehatan lah! Terus kenapa perusahaan itu tetap menjual rokok ke orang ya? Hmmm…tanya kenapa…. O iya, karyawannya pada sejahtera lho karena gajinya besar-besar banget dari perusahaan rokok tersebut. Iya, mereka hidup enak dari uang yang lo keluarkan untuk merusak kesehatan diri lo dan orang lain.
Gw pernah kemukakan hal ini ke Si Punk Rock bahwasanya ia ‘ditipu’ oleh perusahaan rokok. Si Punk Rock kaget, tapi ia nggak bisa apa-apa karena dia udah kecanduan sama lintingan tembakau itu.
Gerakan 30 hari tanpa rokok itu sebenarnya adalah usaha terakhir nan putus asa gw dalam membuat Si Punk Rock berhenti merokok. Sebelumnya gw udah bikin banyak peraturan dalam upaya membuat ia berhenti. Antara lain…
-Nggak mau dicium kalau dia bau rokok.
-Gw sembunyiin atau gw patahin rokok yang dia geletakin begitu saja. Eh dia marah. Percuma gw jelasin kalau rokok itu membunuh kalau dia udah marah begitu. Karena yang lagi marah itu bukan Si Punk Rock yang gw kenal, melainkan seorang pecandu yang lagi meradang. Hebat ye, rokok bisa bikin pertengkaran rumah tangga. Udahlah membunuh, bikin berantem lagi!
-Nggak boleh merokok di dalam rumah. Gw juga tidak mau punya asbak di rumah. Dan gw akan ngamuk kalau salah satu piring atau gelas gw dijadikan asbak.
-Begitu Kriby lahir, dia nggak boleh gendong atau sentuh Kriby kalau sebelumnya dia udah merokok. Si Punk Rock harus ganti baju dan mandi dulu baru boleh gendong Kriby. Gw nggak mau anak gw menghisap residu rokok yang masih nempel di badan bapaknya.
-Tiap dia izin ngerokok ke luar, gw cemberutin. Dia balik ngerokok, gw cemberutin juga.
-Tiap akhir bulan duit kita menipis, gw salahin jajan rokoknya yang bisa ratusan ribu dalam sebulan. Dan untungnya gw bukan istri yang doyan belanja-belanja happy pake uang suami, jadi omelan gw relevan.
Si Punk Rock itu bisa menghabiskan satu bungkus rokok dalam dua hari. Tingkat kecanduan yang udah termasuk parah, menurut gw. Maka gw sadar bahwa keinginan untuk berhenti merokok itu harus datang dari dirinya sendiri. Segala peraturan dan permohonan berhenti merokok dari gw hanya akan didengar, tapi tidak akan dituruti. Sampailah gw muncul ide untuk gerakan 30 hari tanpa rokok tersebut. Ide itu berawal pada saat Si Punk Rock cuekin Hari Tanpa Tembakau Sedunia yang jatuh pada tanggal 31 Mei. Gw, tentunya, ngomel lagi karena dia nggak ikutan puasa rokok pada hari tersebut. Si Punk Rock hanya mesem-mesem merasa bersalah tapi nggak bisa berbuat apa-apa.
Lalu datanglah ulang tahun serta anniversary pernikahan kami yang jatuh pada bulan Oktober. Lalu datanglah bisikan goib yang bilang, “suruh suamimu puasa merokok sebulan….suruh suamimu puasa merokok sebulan….“. Walaupun suaranya tidak terdengar seperti suara Morgan Freeman yang lagi akting jadi Tuhan, tapi gw turutin aja bisikan tersebut karena apa yang dikatakannya tidak mengandung keburukan.
Gw ungkapkanlah ide ini secara baik-baik ke Si Punk Rock. Tanpa gw sangka-sangka dia menerima begitu saja ide gw ini. Alhamdulillaaaaaaaah! Maka terhitung pada tanggal 1 November sampai 30 November Si Punk Rock akan tidak merokok.
Waktu dia menjalankan 30 Hari Tanpa Rokok itu, Si Punk Rock jadi menggendut karena ia lebih banyak makan untuk mendistraksinya dari merokok, selain itu penyerapan makanan juga lebih baik karena tidak ada toksin yang menghalangi pengisapan gizi di tubuhnya. Ia juga bisa langsung gendong dan main sama Kriby tiap pulang kerja. Karena udah nggak ada racun rokok yang menempel lagi di baju dan tubuhnya.
Tapi iya, gerakan itu hanya untuk 30 hari. Ketika 30 hari telah berlalu, maka kembalilah rokok itu menjadi candu.
Cuma kali ini gw nggak ngomel waktu Si Punk Rock mengulangi kebiasaan lamanya. Karena gw sadar permintaan gw cuma untuk 30 hari. Namun ada secercah harapan waktu gw tanya ke Si Punk Rock bagaimana rasanya merokok lagi setelah 30 hari puasa?
“Sedih,” katanya.
“Sedih kenapa?”
“Nggak tahu. Sedih aja.”
Di situ gw sadar kalau Si Punk Rock sebenarnya di dalam lubuk hati terdalamnya udah sadar kalau rokok ini racun dan nggak baik buat dirinya, terutama buat Kriby. Namun, lagi-lagi, dia masih belum bisa mengatasi adiksinya.
Ya sudah, tak apa.
Yang penting setiap tahun dia memenuhi permintaan gw untuk 30 Hari Tanpa Rokok. Dan akan dilakukan setiap bulan November.
Tahun 2015 adalah tahun kedua Si Punk Rock menjalankan 30 Hari Tanpa Rokok. Lalu tanpa dia bilang-bilang, ia meneruskan gerakan non rokok tersebut sampai sekarang! Gw menyadari setelah menceritakan percakapannya dengan Codehell sepulang dari latihan band bersama mereka.
“Si Codehell sekarang nggak ngerokok lagi.”
“Oh ya? Kenapa?” tanya gw dengan antusias.
“Dia bilang dia sakit mag. Jadi harus berhenti merokok. Dia sekarang udah nggak minum juga.”
“Wah hebat banget si Codehell! Tuh Sayang, si Codehell aja berhenti merokok,” sambil senyum-senyum penuh arti.
“Yeee aku kan juga lagi belajar berhenti ini. Kamu lihat nggak aku masih ngerokok? Ini udah bulan Desember lho.”
“Eh iya ya……. JADI KAMU BENERAN MAU BERHENTI MEROKOK NIH?” tanya gw dengan super antusias nan heboh melebihi kehebohan penonton bayarannya Eli Sugigi.
“Aku lagi belajar ya. Be-la-jar. Aku nggak mau janji apa-apa dulu. Tapi aku berusaha untuk nggak merokok lagi. Aku nggak mau janji. Nanti kalau aku langgar jadi kecewa.”
ALHAMDULILLAAAAAAAAAAH YA ALLAAAAAAH! Rasanya gw berubah jadi imut-imut lagi kayak Amanda yang lagi nyanyi lagu ini…
Sepanjang gw mengenal Si Punk Rock, kata ‘berusaha’nya jauuuuuh lebih bermakna dibanding kata ‘janji’nya. Karena memang Si Punk Rock nggak pernah berjanji sama gw. Dia selalu berusaha. Dan setiap dia mengeluarkan ‘berusaha’, gw memang melihat usahanya. Gw amat sangat menghargai segala usaha yang dia lakukan untuk gw dan Kriby. Karena gw tahu ada rasa cinta dan sayang yang amat sangat besar yang mendorongnya untuk berusaha.
Tapi ya, yang namanya usaha pasti nggak mulus-mulus aja. Si Punk Rock ngerasain beratnya berhenti merokok karena lingkungannya nggak ikut berhenti. Malah di kantornya orang-orang pada merokok di dalam ruangan. Padahal ruangannya ber-AC! Sen cin ping tuh orang-orang! Gw jadi sedih karena dia kini menjadi perokok pasif 😦
Dia juga merasa berat untuk tidak merokok kalau abis makan kekenyangan. Tapi dia masih keukeuh berusaha untuk tidak merokok dan sejauh ini masih berhasil.
Belum lagi kalau dia untuk harus manggung dan nongkrong sama teman-teman punknya. Mungkin bagi kita perempuan, menolak rokok dan minum itu hal yang tidak segitu beratnya. Tapi tidak begitu dalam lingkaran pertemanan cowok. Menolak ajakan rokok dan minum itu seperti ungkapan kurang menghargai, cemen, ataupun sok suci. Syukurlah Si Punk Rock udah berhenti minum sejak ia pulang umroh. Padahal dulu ia bisa dikatakan peminum berat. Sampai merepotkan teman-temannya karena tukang tidur di trotoar kalau udah mabok. Waktu dia berhenti minum, tentu saja teman-temannya kaget. Bahkan ada yang jelas-jelas mengejeknya sebagai ‘pria takut istri’. Ejekan sambil bercanda, sih. Tapi gw yang dengar itu aja tersinggung, apa lagi Si Punk Rock sebagai si objek penderita.
Nah kebayang nggak dia harus menjalani lagi penolakan rokok di hadapan teman-temannya dan mengulangi menghadapi pandangan cibir dari lingkaran pertemanannya. Tapi yang keren dari Si Punk Rock adalah sekali dia membuat keputusan dia nggak peduli dengan pikiran orang lain. Dalam hal ini kekeraskepalaan orang Taurus seperti dirinya bisa jadi kelebihan juga.
Ada satu lagi kejadian yang membuat gw terharu sampai berkaca-kaca atas keinsyafan Si Punk Rock. Pernah suatu hari Si Punk Rock pulang manggung. Seperti biasa, setiap dia pulang dari manapun, dia pasti cerita kejadian yang dialaminya.
“Tadi si Codehell pusing,” kata Si Punk Rock membuka percakapan.
“Pusing kenapa?” tanya gw.
“Dia ngerasa matgay dan cupu banget karena nggak ngerokok dan nggak minum pas nongkrong setelah manggung tadi.”
“Ya… Mau gimana dong? Ntar sakit magnya kambuh.”
“Iya. Di situ aku juga jadi nyadar bahwa betapa selama ini kita dicekokin sama industri rokok itu, bahwa ngerokok (dan minum) itu keren. Bahwa itu adalah cara untuk masuk ke pergaulan. Padahal mah…”
AHA! Begitu Si Punk Rock mengucapkan kata-kata itu, seketika ia berubah ganteng kayak Maher Zain yang menyanyikan Thank You Allah seperti di video berikut…
Di situ gw yakin bahwa ‘usaha’ Si Punk Rock untuk berhenti merokok ini akan tidak kambuh dalam jangka waktu yang sangaaaaaaat lama. Semoga sih selamanya. Amieeen.
Dengan ‘belajar’ berhenti merokoknya Si Punk Rock ini maka gw akan lebih lelusa menegur orang yang merokok di tempat nggak wajar. Karena gw bisa dengan bangga bilang, “suami gw aja udah nggak ngerokok!” Eat that suckeeeeeers!
Dan gw memang udah melakukan gerakan emak-emak anti rokok ini ke beberapa orang yang gw nggak kenal. Seperti abang supir angkot yang ngerokok yang gw temui dua hari yang lalu. Padahal di depannya ada penumpang anak kecil yang dipangku ibunya, kayaknya itu keluarganya sendiri sih. Pas gw turun untuk bayar ongkos, gw tegor dia…
“Abang kok ngerokok sih? Itu kan ada anak kecil!”
“O iya, lupa saya hehe…” dengan muka cengengesan minta ditabok.
“Ntar anaknya mati lho!” kata gw langsung balik badan jalan menjauh. Tapi gw sempat mendengar istrinya ngomelin suaminya. Hahahahaha! Sukurin! Mungkin gw lebay, mungkin gw menyebabkan pertengkaran rumah tangga si supir angkot tersebut, tapi mungkin juga gw udah menyelamatkan nyawa anak kecil tersebut. Ya nggak sih?
Bukan hanya kejadian supir angkot doang. Sekarang setiap gw ke mini market dan gw lihat anak bocah beli rokok, gw tegor.
“Umur kamu berapa?” tanya gw dengan muka menyelidik.
“Eh… 17…” ujar si anak berseragam sekolah dan berkumis tipis yang baru tumbuh dengan gelagapan nan takut-takut melihat mata gw.
“Oh…..” jawab gw tapi mata gw ngeliatin dia dari ujung kepala sampe ujung kaki. Gw memang nggak bisa melarang anak itu untuk beli rokok, karena gw bukan emaknya. Tapi gw bisa memberikan dia pengalaman bagaimana nggak enaknya kegep bohong HANYA UNTUK BELI ROKOK!
Ada satu lagi pengalaman gw negor orang beli rokok di mini mart. Kali ini sasaran gw adalah mba-mba berjilbab. Dia masuk mini mart, langsung ke kasir untuk beli rokok. Gw ngantri di belakang dia.
“Mba ngerokok???” tanya gw dengan nada tidak percaya ke dia.
“Bukan. Ini buat suami saya,” jawab dia dengan ngasih pandangan ‘kepo banget sih, lu!’ ke gw.
Kali ini gw yang bengong. Karena kok malah istrinya sih yang men-support perokokan suaminya??? Yah tiap rumah tangga memang beda-beda, sih. Seperti rumah tangga gw dengan Si Punk Rock tidak sekaya rumah tangga Raffi Ahmad dengan Nagita Slavina walaupun kami sama-sama keluarga kecil dan punya anak imut. Raffi-Gigi liburannya ke Eropa, gw dan Si Punk Rock liburannya lihat angsa di taman kota. Yah kami mah apa atuh cuma butiran debu….
Lah kok jadi nggak curcol yak?
Yah pokoknya gini deh, moral of the story:
-Kita nggak bisa mengubah orang. Perubahan itu hanya datang dari dirinya sendiri.
-Dukung selalu lelaki lo untuk berubah menuju kebaikan. Tapi nggak usah maksa. Daripada berantem ya kan…
-Jadilah orang yang rese jika menyangkut rokok. Karena asap rokok itu bukan hanya rese menggangu hidup lo, tapi juga membunuh lo.
7 tanggapan untuk “Si Punk Rock Berhenti Merokok!”
Pak suami jg ngerokok, dulu waktu awal PDKT udh pesen2 saya gak suka lihat orang ngerokok, dia sempat berhenti, eehh balik ke kubangan asap lagi.. kayaknya gegara pergaulan, krna ngakunya disindir2 gitu.. tapi smpe sekarang dia gak ngerokok di depan mata saya. Tiap pulang kantor jg saya cerewetin cuci tangan, ganti baju klo bisa mandi dulu sebelum gendong anak.
Hmm, jadi pengen minta dia puasa ngerokok jg #ehhmalahcurcol
Thanks for share yah Mbak 🙂
Sama-sama mba. Kalau puasa merokoknya berhasil, jangan lupa traktir saya ya. Asek aseeek george!
Senengnya ya mbak hubby bisa diajak kompromi. Nih saya juga lagi berjuang kayak mbak adisti tapi kok susah bgt. Slm kenal dari kudus ya mbak.
@cputriarty
Salam kenal jg mba. Iya alhamdulillah saya beruntung punya suami yang memang bisa diajak ngobrol.
Ayo mba terus berjuang! Pelan-pelan aja, yang penting jangan menyerah. Demi kesehatan orang satu rumah soalnya 🙂
salam kenal mak…Gembul *suami eke* juga ngeroko, suka banget curi2 kesempatan kalo aku lagi cuci piring habis masak atau sibuk lainnya, tetiba keluar rumah dan ngeroko ddpan rumah. Rasanya bete bgt, tp kadang suka kasian gtu liat dia kalo ngerengek minta ijin beli rokok pas di indoma*et uwwww…jd ak masih bebasin dulu deh. selama dia msh tau diri klo hbs ngeroko langsung mandi dan bersih2. susahnya juga karena pergaulan d tempat kerja yg bikin dia gbs lepas 😦
Iya tuh, pergaulan. Peer pressure kaum adam tuh emang suka kejam. Ttp disemangatin aja, mak. Ada temanku dia roadies band akhirnya memutuskan utk berhenti merokok walaupun kena tekanan pergaulan anak band. Dia malah sekarang jadi semacam sang pencetus GTR (Gaul Tanpa Rokok).
Hai pak Gembul! Inga inga, harga rokokmu sebulan yang bs mencapai 400an ribu itu bisa dipake buat makan pitza hat sekeluarga ampe kenyang lho, hihihi
wkwkwk iya mak, mungkin bs berubah kalo ntr udah punya baby kali yaakk….skrg ini kami masih berdua glandang glundung ga jelas~~~~