Ulang Tahun Icha Yang Berkesan

Ini teman gw, namanya Clarissa. Biasa dipanggil Icha.

Ini Icha. Cewek berdarah Manado-Chinese.
Ini Icha. Cewek berdarah Manado-Chinese.

Pada tanggal 23 Juli 2015, Icha berulang tahun yang ke-30. Beberapa minggu sebelumnya, Icha Whatsapp gw nanya soal balon hurup dan angka yang pengen dia beli untuk perayaan ulang tahunnya. Dari ngobrolin balon sampailah kita pada obrolan konsep ulang tahun Icha yang beda dan baru gw ketahui. Yaitu merayakan ulang tahun di panti jompo. Eits, ini bukan sembarang panti jompo, lho. Ini adalah Panti Jompo Waluya Sejati Abadi yang dikhususkan untuk mantan tahanan politik (tapol). Emang ada ya panti jompo khusus untuk eks tapol? Naaaah, lo pada juga baru tahu kan?

Icha cerita awal mula ia kepikiran untuk merayakan di panti jompo eks tapol ini adalah karena gundah gulana. Menjelang ulang tahunnya yang ke-30, Icha galau akut. Dia merasa kok hidup dia begini amat, jomblo (walau nggak ada yang salah dengan muka dan kelakuannya), pengen liburan, tapi bokek.

Terus gw pikir. Yaelah braging amat. Share sama orang lain aja lah.

Begitu kata Icha ke gw via Whatsapp.

Awalnya Icha kepikiran mau jamming gitu di sebuah panti. Tahu-tahu ia menemukan panti jompo eks tapol ini. Ia pun coba survey ke tempatnya yang beralamat di Gang Kramat V No. 1 C, Jakarta Pusat itu. Sampai di sana ia mengaku mau nangis.

Gw umur 30 ngeluh mulu. Lah mereka, hidupnya direnggut dan mereka masih hidup sampai uzur.

Begitu pengakuan Icha ke gw masih via Whatsapp.

Gw pun jadi penasaran. Gw penasaran dengan panti jomponya, gw penasaran dengan para manula di sana, dan gw pengen hadir di ultah Icha yang tidak biasa ini.

Maka pada hari Sabtu, 25 Juli 2015 pukul 11 (undangannya jam 10 pagi, tapi gw datang telat hehe) gw hadir di ulang tahun Icha dengan memboyong Kriby. (Si Punk Rock tadinya mau ikut, tapi doi harus ngurus pajak motor di galaksi lain alias Bekasi.) Di sana gw lebih banyak mendengar sambil mengamati. Gw pengen ngobrol banyak sama mereka, tapi agak riweuh karena gw harus megangin Kriby yang lagi hobi merambat dan geser kanan-iri di sofa. Kesan pertama adalah mereka itu udah tua-tua ya (ya iyalah! Namanya juga panti jompo!) Tapi setelah ngobrol, mereka itu ternyata masih sehat-sehat dan ingatannya kuat-kuat. Gw ceritain sambil kasih unjuk foto-fotonya aja yak.

 

Yang pakai baju putih itu Papanya Icha. Beliau bukan penghuni panti. Tapi beliau adalah yang paling bersemangat ngobrol dengan para penghuni panti. Soalnya tahun-tahun dimana para penghuni panti itu ditangkap-tangkapin, Papanya Icha baru aja lulus SMA dan suka ngeliat panser lewat-lewat ngangkutin orang-orang yang kemudian diketahui sebagai tapol.  Nah kakek yang disebelah kiri itu sedang menceritakan pengalamannya ditahan kepada Papanya Icha. Ia ditahan semata-mata pada saat Soekarno tumbang, ia masih lantang menyatakan diri sebagai pembela Soekarno.
Yang pakai baju putih itu Papanya Icha. Beliau bukan penghuni panti. Tapi beliau adalah yang paling bersemangat ngobrol dengan para penghuni panti. Soalnya tahun-tahun dimana para penghuni panti itu ditangkap-tangkapin, Papanya Icha baru aja lulus SMA dan suka ngeliat panser lewat-lewat ngangkutin banyak orang yang kemudian diketahui sebagai tapol.
Nah kakek yang disebelah kiri itu sedang menceritakan pengalamannya ditahan kepada Papanya Icha. Ia ditahan semata-mata pada saat Soekarno tumbang, ia masih lantang menyatakan diri sebagai pembela Soekarno.

 

“Dia ini mbek (kambing). Makan sayurnya banyak,” ujar nenek berkacamata sebelah kiri sambil becanda ke teman sebelahnya. Nenek berkacamata itu dulunya wartawan, lho. Ia ditahan karena dia semata-mata pernah ngikutin Soebandrio ke Sumatera untuk liputan. Nenek berkacamata ini dengan lantang menceritakan pembebasan dirinya dan sebagian besar tahanan politik lainnya lantaran Soeharto butuh modal pembangunan. Sehingga mengharuskan ia berutang ke Inter-Governmental Group on Indonesia (IGGI) yakni lembaga pemodal asing bentukan Amerika Serikat. Ketua yang menjabat pada masa itu, Jan P Pronk (berkebangsaan Belanda) akan memberikan bantuan dana ke Indonesia dengan syarat adanya pembebasan tahanan politik. Kejadiannya tahun 1970-an. Di situlah akhirnya sebagian besar tahanan politik dibebaskan. “Jadi bapak-bapak dan ibu-ibu ini dibebaskan justru oleh orang Belanda ya?” tanya Papanya Icha. “Bukan. Kami dibebaskan oleh utang,” jawab nenek berkacamata.

 

"Kami ditangkap pas masih ABG (17-18 tahun). Keluar tahanan udah STW (setengah tuwa)" kata nenek berbaju oranye sambil terkekeh kepada Papanya Icha.  Ia menceritakan kalau banyak dari mereka ditangkap karena alasan sepele. Ia banyak mengenal eks tahanan politik yang ditangkap hanya karena kedapatan masih berkeliaran pada saat jam malam.
“Kami ditangkap pas masih ABG (17-18 tahun). Keluar tahanan udah STW (setengah tuwa)” kata nenek berbaju oranye sambil terkekeh kepada Papanya Icha. Nenek itu ditahan selama 14 tahun.
Ia menceritakan kalau banyak dari mereka ditangkap karena alasan sepele. Ia banyak mengenal eks tahanan politik yang ditangkap hanya karena kedapatan masih berkeliaran pada saat jam malam.

 

Ini masakan Mamanya Icha untuk acara ini. Masakannya enak, lho. Beneran! Nah, apakah Ichanya bisa masak juga? Ah sudahlah, jangan dibahas. Jangan bikin Icha galau lagi...
Ini masakan Mamanya Icha untuk acara ini. Masakannya enak, lho. Beneran!
Nah, apakah Ichanya bisa masak juga? Ah sudahlah, jangan dibahas. Jangan bikin Icha galau lagi…

 

Meskipun mereka tinggal di panti, namun mereka mengurus semuanya sendiri. Tidak ada tenaga bantuan sama sekali.  Makanya mereka jadi suka bagi tugas. Seperti nenek yang sebelah kiri itu tugasnya adalah ke pasar, ke warung, dan ke apotik untuk beli obat. Soalnya dia yang jalannya paling cepat. "Dia jalannya cepat banget, ngalahin becak," kata teman di sampingnya. O iya, nenek mantan wartawati yang lagi mangku Kriby cerita kalau dulu waktu ia masuk tahanan, ia ninggalin anaknya yang baru berumur 4 tahun. Pas dia udah dibebasin, dia sengaja hidup menyendiri nggak bareng keluarganya lagi. "Nanti kalau orang tahu tentang saya (eks tahanan politik), anak saya nggak bisa sekolah dan nggak bisa kerja," jelasnya.
Meskipun mereka tinggal di panti, namun mereka mengurus semuanya sendiri. Tidak ada tenaga bantuan sama sekali.
Makanya mereka jadi suka bagi tugas. Seperti nenek yang sebelah kiri itu tugasnya adalah ke pasar, ke warung, dan ke apotik untuk beli obat. Soalnya dia yang jalannya paling cepat. “Dia jalannya cepat, melebihi becak,” kata teman di sampingnya.
O iya, nenek mantan wartawati yang lagi mangku Kriby cerita kalau dulu waktu ia masuk tahanan, ia ninggalin anaknya yang baru berumur 4 tahun. Pas dia udah dibebasin, dia sengaja hidup menyendiri nggak bareng keluarganya lagi. “Nanti kalau orang tahu tentang saya (eks tahanan politik), anak saya nggak bisa sekolah dan nggak bisa kerja,” jelasnya.

 

Ini Icha  sang birthday girl lagi nyuci piring.  Icha sengaja nyuciin semua piring yang ada, walau dilarang sama para penghuni panti. Tapi Icha keukeuh. Soalnya Icha nggak mau para penghuni panti yang jadi nyuciin semua piring bekas perayaan ulang tahunnya.  Iya, semua kegiatan di panti ini dikerjakan sendiri oleh para penghuni panti. Dari beberes rumah, sampai masak dilakuakn oleh mereka sendiri. Jadi ini seperti kos-kosan yang penghuninya kakek-kakek dan nenek-nenek semua. Masih mau ngeluh tentang ART lo yang mudik Lebarannya kelamaan?
Ini Icha sang birthday girl lagi nyuci piring.
Icha sengaja nyuciin semua piring yang ada, walau dilarang sama para penghuni panti. Tapi Icha keukeuh. Soalnya Icha nggak mau para penghuni panti yang jadi nyuciin semua piring bekas perayaan ulang tahunnya.
Iya, semua kegiatan di panti ini dikerjakan sendiri oleh para penghuni panti. Dari beberes rumah, sampai masak dilakukan oleh mereka sendiri. Jadi panti ini lebih seperti kos-kosan yang penghuninya kakek-kakek dan nenek-nenek semua.
Masih mau ngeluh tentang ART lo yang mudik Lebarannya kelamaan?

 

Ini Alva, Kriby, dan gw lagi mencoba wefie, tapi gagal. Namun kalau kalian perhatikan, dibelakang itu adalah plakat peresmian panti jompo ini oleh Gus Dur. Jujur gw bukan pengagum Gus Dur ya, tapi gw selalu salut dengan kebesaran hati dalam hal kemanusiaan. Mungkin karena Gus Dur itu tidak bisa melihat, makanya dia sellau melihat dengan hati.
Ini Alva, Kriby, dan gw lagi mencoba wefie, tapi gagal. Namun kalau kalian perhatikan, dibelakang itu adalah plakat peresmian panti jompo ini oleh Gus Dur.
Jujur gw bukan pengagum Gus Dur ya, tapi gw selalu salut dengan kebesaran hati dalam hal kemanusiaan. Mungkin karena Gus Dur itu tidak bisa melihat, makanya dia selalu melihat dengan hati.

 

Ini 'rundown' acara kegiatan para penghuni panti setiap harinya.
Ini ‘rundown’ acara kegiatan para penghuni panti setiap harinya.

 

Ini 'hall of fame' para penghuni panti yang pernah dan masih tinggal di situ.  Panti ini bisa menampung sekitar 15 orang. Namun ada yang masih bolak-balik ke keluarganya, jadi nggak melulu stay di situ.  Meskipun keadaan pantinya begitu doang, tapi yang mau masuk situ waiting list, lho.
Ini ‘hall of fame’ para penghuni panti yang pernah dan masih tinggal di situ.
Panti ini bisa menampung sekitar 15 orang. Namun ada yang masih bolak-balik ke keluarganya, jadi nggak melulu tinggal di situ.
Meskipun keadaan pantinya begitu doang, tapi yang mau masuk situ waiting list, lho.

 

Sebelum gw pulang, kami foto bersama lagi dengan seluruh teman Icha yang hadir. Sebenaranya icha mengundang lebih banyak temannya untuk datang. Sayangnya sebagian dari mereka menyatakan 'takut' untuk hadir karena punya kerabat di militer dan kepolisian. Mereka takut kehadiran mereka akan menimbulkan dampak yang tidak diinginkan kepada keluarganya. Nggak apa-apa kok. Sangat dimengerti. Karena itulah perasaan para penghuni panti yang memilih untuk menjauhi keluarganya dengan alasan yang sama.
Sebelum gw pulang, kami foto bersama lagi dengan seluruh teman Icha yang hadir. Sebenaranya Icha mengundang lebih banyak temannya untuk datang. Sayangnya sebagian dari mereka menyatakan ‘takut’ untuk hadir karena punya kerabat di militer dan kepolisian. Mereka takut kehadiran mereka akan menimbulkan dampak yang tidak diinginkan kepada keluarganya. Nggak apa-apa kok. Sangat dimengerti. Karena itulah perasaan para penghuni panti yang memilih untuk menjauhi keluarganya dengan alasan yang sama.

Hikmah yang gw dapat dari ulang tahun Icha: bersyukurlah! Ingat-ingat aja kalimat yang diulang 31 kali di surat Ar-Rahman: Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?

2 tanggapan untuk “Ulang Tahun Icha Yang Berkesan”

  1. Duh ceritanya bagus banget Kak Krili. Sedikit menyesal bangun kesiangan jadi nggak bisa kesana. Sorenya aku juga punya acara jadinya sudah bersiap dari siang. Hiks hiks. Once again, happy birthday Kak Icha! *kiss*

Comment

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

%d blogger menyukai ini: