w
Gw dengar soal buku ini udah lama. Ya iyalah, secara literatur ini udah terbit sejak tahun 1847 (ni buku udah melewati pergantian abad, men!). Sebagai orang yang nggak suka ketinggalan, gw selalu mempunyai ketertarikan akan buku-buku literatur yang mendapat pengakuan dunia. Tapi sayangnya buku-buku literatur dunia suka terlambat masuk di Indonesia. Mungkin karena buku-buku jaman dulu kebanyakan roman, jadinya tebal-tebal. Jadi nerjemahinnya lama. Apalagi bahasa jaman dulu suka beda dengan bahasa jaman sekarang. Jadi nerjemahinnya harus hati-hati banget. Buku ini udah banyak sih difilmkan. Tapi entah kenapa gw belum berjodoh untuk nonton filmnya satu pun.
Pada suatu hari, gw menemukan buku ini di sebuah toko buku bekas di Plaza Semanggi. Harga yang dia tawarkan sangat miring, yaitu 35 ribu untuk buku setebal 686 halaman ini. Kondisinya masih sangat baik. Paling cuma ada bocel sedikit di sisi buku (nggak begitu keliatan juga sih, lebih kentara kalau diraba) dan ada penulisan tanda tangan serta tanggal pembelian sang empunya dulu sebelum gw. Nggak masalah buat gw. Beli. Lalu baca.
Seketika gw kagum dengan penulis buku ini. Buku ini dibuka dengan adegan yang tidak biasa dan tidak gw sangka-sangka untuk penulisan pada jaman itu. Makin gw baca, makin kagum gw dengan ke-modern-an pola pikir dan jalan cerita buku ini. Ia menciptakan tokoh Jane Eyre seorang gadis yatim piatu yang dibesarkan oleh tantenya. Ia tidak cantik, namun cerdas. Dan yang paling mengagumkan adalah bagaimana seorang Jane yang punya sikap. Mungkin selama ini gw termakan dengan gambaran perempuan santun (baca: lemah) Inggris namun sok aristokrat yang selama ini gw nonton di film-film. Makanya gw kaget dengan penokohan Jane yang tidak biasa ini. Bukan hanya tokoh Jane yang tidak biasa. Penokohan karakter lain pun tidak biasa namun luar biasa realistisnya. Singkatnya, buku ini berisi tokoh yang nggak klise atau kebaca perjalanan hidupnya.
Pola penulisan buku ini pun tidak biasa. Begitu banyak kalimat bertingkat yang mendeskripsikan pola pikir serta monolog yang sedang dilakukan seorang Jane. Twist atau puntiran ceritanya pun tidak disangka-sangka dan pada saat yang tidak kira.
Konflik kehidupan seorang Jane Eyre ini sesuai dengan jamannya sih, mengenai jodoh. Namun pokok permasalahannya lagi-lagi tidak biasa dan tindakan yang dimbil Jane pun tidak biasa. Meski begitu banyak pujian gw terhadap tokoh Jane Eyre ini, bukan berarti dia menjadi tokoh heroik di buku ini. Membaca kisah hidupnya seperti melihat kejadian hidup yang kurang menyenangkan terjadi pada teman yang udah lama nggak kita ajak bicara. Kita ingin tahu, tapi nggak pengen terlibat.
Dari buku ini, yang ceritanya berseting pada tahun kira-kira sama dengan tahun terbitnya, membuat gw jadi tahu bagaimana orang jaman dulu di Inggris sana hidup. Mereka masih pakai lilin, jalanan mereka becek, rumah-pekarangan-jalanan pada gelap, namun itu semua tidak terasa seram. Padahal kalau jaman sekarang, semua yang gw deskripsikan di atas udah pasti jadi seting film horor. Jaman dulu, di era yang masih pakai lilin itu, manusia hidup dengan normal kok.
Quote yang paling gw suka dari buku ini adalah…
“Kalau dulu aku mengalah, aku pasti menyalahi prinsip. Kalau sekarang aku mengalah, berarti pertimbanganku yang kacau.”– hal. 634
Gw suka quote itu karena ini menggambarkan keteguhan hati. Kadang perempuan suka ‘lemah’ dan mengalah pada keadaan, meskipun ia tidak menyukainya. Dan ketika ia berteguh hati, ia dikatai keras kepala yang menjurus ke bodoh. Dari quote itu tergambarkan bahwa keteguhan hati seorang perempuan juga berasal dari sebuah hasil pemikiran dan pertimbangan yang mendalam.