Category: Movies
Genre: Action, Thriller
Rate: 4 out 5
Film ini melanjutkan kisah Rama (Iko Uwais) sang polisi rendahan yang berhasil lolos dari serangan geng mafia (nonton film The Raid pertama). Ia mengikuti saran abangnya untuk menghubungi Bunawar (Cok Simbara), yang tak lain adalah polisi satuan khusus untuk membasmi polisi yang korup. Bunawar meminta Rama melakukan penyamaran dengan cara menjadi salah satu ‘anggota’ geng mafia yang dipimpin Bangun (Tio Pakusodewo). Jalan masuk Rama terdapat di anaknya Bangun, Ucok (Arifin Putra), yang saat itu tengah mendekam di penjara. Singkat cerita, Rama yang dijebloskan ke penjara berhasil mendapatkan kepercayaan Ucok. Makanya begitu Rama bebas dari penjara, Ucok pun langsung mengajak Rama bergabung dengan klan Bangun. Namun sayangnya, upaya Rama membongkar sindikat polisi korup yang bekerja sama dengan keluarga Bangun terhambat dengan ambisi Ucok yang rela menyikat siapa pun yang menghalangi jalannya.
Yang gw suka dari film ini:
-Penokohannya bagus!
-Karakternya pada nggak biasa dan orisinil. Walaupun ada beberapa tokoh yang terlalu komik, tapi ini penyegaran untuk film Indonesia.
-Adegan sadisnya mantap! Kelihatan banget kalau terjadi kerja sama yang baik anatar Gareth Evans dan Mo Brothers. (Eh, emang Mo Brother ikut bantuin film ini kan ya?) Ngomong-ngomong, jangan ajak anak kecil nonton film ini ya. Mbak-mbak yang duduk di depan gw sampai kebangun dari kursinya karena nggak tahan ngelihat kesadisan.
-Akting Iko Uwais sudah jauuuuh lebih membaik dan dia sekarang kalau ngomong nggak kayak kumur-kumur lagi.
-Eh, semua pemain di film ini berakting dengan sangat baik deng.
-Oh Arifin Putra…. Rahangmu ituh…
-Oh Tio Pakusodewo…. Kharismamu ituh…. Btw gw kok deg-degan ya pas Tio Pakusodewo bilang ke Ikuo Uwais untuk ‘buka baju lo… Semuanya…’. Untung lagi nggak puasa ya *usap muka*
-Oh Oka Antara…. Badanmu yang dibalut dengan jas masa kini ituh….
-Entah kenapa gw senang pas melihat banyak aktor senior ikutan main film ini walau cuma jadi cameo. Selain membuat film ini terkesan niat, rasanya kayak rindu yang terobati karena udah lama nggak melihat akting dari orang-orang yang udah ditempa jaman.
-Adegan kejar-kejaran di jalan rayanya oke!
Yang gw nggak suka dari film ini:
–Sound untuk dialognya nggak bagus. Jadi terkadang suka nggak jelas mereka ngomong apa.
-Ada beberapa adegan yang sangat tidak Indonesia. Meskipun akhirnya gw diberi penjelasannya oleh Rendy Imandita via Path, tapi sayangnya pesan yang ingin mereka sampaikan tidak tersampaikan oleh baik di film ini.
-Kostumnya bagus-bagus, tapi lagi-lagi nggak Indonesia. Walaupun ini juga dijelaskan oleh Rendy Imandita sih…
-Ada adegan yang menggambarkan Indonesia itu kok segitu kumuhnya ya? Padahal aslinya sih gw yakin mereka bergelimang harta
-Ada satu adegan berantem yang menurut gw kelamaan. Tapi mungkin bagi pecinta bela diri bakal melihat adegan ini sebagai sesuatu yang seru. Namun secara gw bukn pecinta ilmu bela diri ya…
-Beberapa adegan pengen dibuat sok dramatis, tapi sayangnya nggak dapat feel-nya.
Ini trailernya…