Kemarin saya dapat email undangan screening film untuk media. Email ini kemudian mengingatkan saya akan mimpi saya yang hampir saya lupakan.
Masih bisakah mimpi itu saya kejar?
Bisa…. Nggak…. Bisa…. Nggak…..
Katanya sih semuanya itu bisa kalau kita mau.
Okeh saya akan memberanikan diri menulis sebuah email kepada seseorang yang yang belum saya kenal tapi saya yakin dia dapat membantu mewujudkan mimpi saya.
Ketik ketik ketik ketik ketik ketik. Send!
Di rumah, di tengah keheningan malam, dan juga kesepian akibat lagi-lagi ditinggal Si Punk Rock lembur, serta dikerubuti berbagai pikiran buruk akibat hormon fluktuatif menjelang haid (ah elah panjang amat!), saya pun memikirkan tindakan berani saya tadi sore.
Setelah dipikir-pikir lagi ditengah keheningan malam… (plis, jangan mulai lagi!). Oke, setelah saya pikir-pikir lagi apakah tindakan saya mengirim email itu terlalu berani? Orang itu kan tidak saya kenal baik. Bertemu saja rasanya belum pernah. Apakah dia mau membantu orang yang belum pernah ia temui? Apakah email saya tadi malah hanya jadi lelucon untuk dia?
Pemikiran bahwa email saya hanya akan jadi lelucon oleh dia membuat saya sedih sekali. Saya pun terdiam di tengah keheningan malam, di kesepian .. (halah lebay!)
Eh tapi beneran sedih tauk!
Tapi ya sudahlah. Mau dikatakan apa lagi, email sudah terkirim.
Keesokan paginya saya bersiap berangkat ke kantor. Saat saya hendak memakai sepatu, saya mendengar hape saya berbunyi tanda sebuah email masuk. Saya cek hape saya dengan tidak antusias. Paling email dari milis lagi, pikir saya.
Eh….
Bukan deng….
Ini dari orang yang saya kirimin email kemarin itu. Dia balas email saya! Isinya… Sebentar saya baca dulu…
Wuah wuah wuah wuah wuah wuah dia menyambut niat baik saya! Dia bersedia membantu saya! Alhamdulillaaaaaaaaah *sujud syukur ala timnas U-19*
Syukurlah kemarin saya memberanikan diri untuk coba kirim email. Coba kalau saya tidak pernah berani mencoba ^__^
Krilianeh 