Duduk di emperan Pasar Mayestik sama Si Punk Rock.
Beberapa bulan yang lalu, kami duduk di sini buat survey harga prikintilan nikahan. Saat itu tabungan nikah kami cuma sekitar dua jutaan. Waktu itu kami harap-harap cemas, apakah tabungan kami akan cukup untuk nikah? Cuman dua juta gitu…
Setelah itu, beberapa bulan kemudian, kami duduk lagi di tempat yang sama. Waktu itu Si Punk Rock jemput gw yang abis jahit kebaya di sana. Tabungan kami udah nambah jadi sembilan juta. Nggak nyangka sih kami bisa nabung sebanyak itu dalam waktu cepat. Tapi kalau niat, pasti bisa.
Dari awal, gw dan Si Punk Rock setuju untuk hanya bikin kenduri / selametan / makan-makan doang untuk nikahan kami. Tanpa pelaminan dan tanpa dekor bunga-bunga. Hanya sebuah makan siang bersama orang-orang terdekat kami. Apakah sembilan juta ini cukup ya?
Jawabannya ternyata tidak. Tapi memang benar kata orang, bahwa kalau mau nikah rezekinya pasti ada aja. Orang tua dan keluarga besar Si Punk Rock banyak banget mambantu kami dalam hal ini. Gw berterima kasih banget sama mereka.
Pernikahan kami berlangsung seru. Keluarga besar kami datang dan membantu sana-sini. Teman-teman dekat kami cukup berjuang untuk datang ke lokasi pernikahan kami di Bekasi Timur, yang tak lain adalah rumah orang tua Si Punk Rock. Tapi sepertinya semua datang dengan ikhlas dan semuanya terlihat senang mengetahui kami menikah. Rupanya bukan kami doang yang bahagia dengan pernikahan ini. Kami kelimpahan rasa syukur.
O iya, waktu itu sempat hujan besar. Sampai-sampai sofa dan tempat duduk para tamu basah kena tempias. Nana-Republika dan Tiyuk-Gauge datang dengan basah kuyup. Gw dan Si Punk Rock khawatir. Kami nggak enak sama para tamu karena mereka nggak nyaman. Tapi sepertinya para tamu berusaha nggak komplen karena justru takut kami merasa nggak nggak enak. Malah Ibunya Tilo, sahabat SMA gw, datang menyalami gw dengan menegaskan, “Nikahan kamu hujan besar, artinya berkah!” Gw terharu dibuatnya. Kok jadi tamu yang memaklumi segala kekurangan yang ada, padahal kenyamanan tamu adalah tanggung jawab yang punya hajat.
Beberapa hari yang lalu, gw duduk lagi di emperan Pasar Mayestik sama Si Punk Rock. Kali ini kami sudah menikah. Ada cincin yang serupa yang melingkar di jari manis tangan kanan kami.
Gw pakai celana jins Lea dan sepatu Puma putih hasil seserahan yang diberikan Si Punk Rock. Siapa sangka kami bisa menikah dengan modal sembilan juta. Semua itu bisa kalau memang niat dan mau usaha.