(Repost dari blog yang lama: 4 April 2011)
(Tulisan ini gw bikin untuk ikutan lomba penulisan Coca-Cola. Alhamdulillah menang! ^__^ )
Coca-Cola dan Musik
Apa hubungannya sebuah minuman dengan musik? Seharusnya tidak ada. Minuman adalah masalah kebutuhan biologis manusia yang biasa kita sebut dengan dahaga dan musik adalah masalah hiburan. Lalu kenapa sekarang Coca-Cola sangat gencar mengedapankan musik di setiap kampanyenya? Belum lama ini minuman berlambang warna merah ini malah juga dengan berani ‘menodong’ band Maroon 5 untuk menulis lagu dalam waktu 24 jam. Bayangkan, Maroon 5 ditodong sama sebuah minuman!
Namun pasti minuman kola ini adalah sosok yang baik hati dan telah banyak jasa kepada Adam Levine CS. Soalnya band yang melantunkan lagu She Will Be Loved itu dengan suka rela merekam dan menyiarkan aksi ‘penodongan’ tersebut ke seluruh dunia. Dan ia juga mengajak perwakilan dari seluruh dunia untuk ikutan terlibat dalam pembuatan lagu tersebut.
Saya sempat melihat perwakilan dari Indonesia ada di situ. Terlihat sosok jurnalis musik bernama Soleh Solihun serta musisi Endah ‘Endah & Rhesa’ ikut rekaman bersama band asal California, Amerika Serikat itu di London, Inggris. Walaupun mereka dan beberapa perwakilan dari Asia lainnya hanya kebagian merekam bagian tepuk tangan, tapi tampang mereka direkam dan tampil di seluruh dunia, man! Jika istilah ‘go international’ punya tolak ukur yaitu dilihat jutaan pasang mata dari seluruh dunia, maka mulai saat ini Agnes Monica boleh ketar-ketir. Karena ia punya saingan baru, yaitu Soleh Solihun dan Endah “Endah & Rhesa” tadi.
Tapi itu tidak menjawab apa hubungan yang sebenarnya Coca-Cola dengan musik. Sampai sekarang saya pun tidak tahu apa jawabannya. Cuma saya masih ingat, sejak saya masih kecil, minuman yang selalu saya pesan kalau ke restoran ini punya iklan dan jingle yang selalu menarik.
Jadi begini, berkat pekerjaan ayah saya, saya harus menjalani masa kecil di berbagai negara. Salah satunya adalah di Malaysia. Waktu itu saya masih sembilan tahun. Saya ingat, setiap mau hari raya, baik itu Idul Fitri, Natalan, Imlek sampai Deepavali maka muncullah iklan Coca-Cola di teve. Jingle-nya sungguh catchy. Liriknya kalau tidak salah menyebut kata-kata seperti, “Tiba waktunya kita berhari raya….Segarkan suasana dengan Coca-Cola.” Itu yang dalam versi bahasa Melayunya. Namun, lirik dan bahasanya selalu berubah sejalan musim perayaannya. Jadi, kalau sedang memasuki musim Imlek, maka iklan Coca-Cola itu berubah jadi bahasa Mandarin dan lagu serta gambar di layar teve diberi sentuhan oriental yang melambangkan Imlek. Dan ketika memasuki musim Deepavali, maka iklannya pun berubah menjadi bahasa India, dan seterusnya.
Apa pun bahasa dari iklan tersebut, saya selalu menunggu iklannya. Karena saya suka dengan jingle-nya. Saya menonton teve dan menyanyikan jingle itu bersama adik saya yang kala itu masih balita. Dari iklan Coca-Cola, saya jadi bisa bernyanyi dalam bahasa Mandarin dan India, saat itu. Andaikan saya masih ingat semua liriknya, pasti akan jadi sesuatu yang membanggakan. Saya kan jadi punya alasan yang kuat untuk menulis ‘bisa berbahasa Mandarin dan India’ di CV saya. Sayang, saya sudah lupa semua liriknya.
Walaupun saya masih lumayan ingat jingle-nya sampai saat ini, tapi please, jangan pernah menyuruh saya menyanyikan jingle tersebut lagi sekarang. Percayalah, versi bahasa Mandarin dan India itu terdengar lebih menyenangkan dibandingkan versi yang keluar dari pita suara saya.
Waktu kian berlalu. Usia saya bertambah. Saya berpindah tempat lagi karena pekerjaan ayah saya menuntut untuk seperti itu. Tapi kemana pun saya pergi, tidak ada belahan dunia yang tidak tahu Coca-Cola. Sampailah saya kembali ke tanah air dan Coca-Cola tetap masih setia hadir menyodorkan kesegarannya.
Saya kadang suka geli sendiri dengan iklan-iklan dari Coca-Cola. Soalnya iklannya terus berinovasi dan membuat sesuatu yang baru. Dan iklan-iklannya selalu berhasil membuat sebuah jingle, jargon atau trend tersendiri. Saya yakin itulah yang diinginkan tim marketing Coca-Cola. Yaitu membuat kita selalu ingat dengan minuman yang punya panggilan sayang Coke ini. Tapi bagaimana mungkin kita bisa lupa dengan Coca-Cola kalau ia tidak pernah absen dari kehidupan kita sehari-hari? Kalau diibaratkan dengan hubungan asmara, maka Coca-Cola adalah pacar yang terlalu baik sampai kita tidak punya alasan apa pun untuk minta putus darinya. Coca-Cola sudah menjadi bagian dari hidup kita semua.
Tapi itu masih belum menjawab apa hubungannya Coca-Cola dengan musik! Iya, saya tahu itu. Saya dari tadi nulis ngalor-ngidul karena saya masih belum bisa juga menemukan hubungannya. Tapi marilah kita lihat dengan sudut pandang seperti ini, jika musik punya tujuan untuk menghibur, maka Coca-Cola jelas-jelas ingin terlibat di dalamnya.
Coba ingat-ingat, apa yang terbersit dalam benak kita ketika kita menyebut nama minuman yang satu ini? Selain haus, ada dua kata yang terbersit di otak saya. Yaitu kesegaran dan optimisme. Saya berani jamin bahwa kesegaran yang kita lihat di iklan-iklan Coca-Cola itu bukan hanya isapan jempol. Keluarga saya, terutama ayah saya, selalu menanamkan bahwa jika kami butuh kesegaran, terutama setelah kepanasan, minumlah Coca-Cola dingin. Dan tradisi itu masih dilakukan oleh ayah saya sampai sekarang. Sedangkan optimisme, saya rasanya bisa melihat hal itu lahir dari kesegaran yang kita rasakan setelah meminum Coca-Cola. Optimisme itu hanya bisa hadir setelah kita punya pikiran yang jernih atau segar kembali.
Dari situ saya berkesimpulan kalau Coca-Cola pengin menjadikan kesegarannya sebagai pintu masuk kita menuju optimisme. Lalu dimana hubungannya dengan musik??? Nah, itulah kerennya Coca-Cola! Ia seperti sangat bisa membaca pikiran kita bahwa optimisme tidak cukup untuk membuat kita bergerak maju. Dibutuhkan semangat untuk membuat kita mau bergerak. Dari mana semangat itu bisa kita dapatkan? Tentu saja musik!
Musik adalah nasehat yang selalu bisa kita dengar di saat seluruh wejangan di dunia terasa memuakkan. Musik adalah penyampaian perasaan di saat perlakuan dan perkataan tidak cukup untuk menyuarakannya. Musik adalah teman yang yang selalu memberi kita kata semangat di saat semua orang seperti yakin bahwa kita akan gagal.
Kita semua sangat sadar betapa musik sangat melekat dengan diri kita. Makanya Coca-Cola melakukan pendekatan musik agar kita tertular dengan optimisme dan semangat perubahan positif yang memang menjadi niatnya sedari awal. Ini bukan hanya sebuah kampanye agar minumannya lebih laris. Tapi ini tentang mengajak kita semua untuk bangkit dan menjalani hidup dengan positif. Itulah hubungan yang sebenarnya Coca-Cola dengan musik.
Saya yakin beberapa dari anda yang membaca tulisan ini akan mengaggap saya terlalu berprasangka baik dengan Coca-Cola. Saya tidak akan membantah atau berusaha menepis anggapan yang sudah terlanjur ada di benak anda. Itu hak anda. Tapi saya akan tetap berpikiran postitif kepada anda semua. Karena saya sudah tertular semangat untuk tetap positif yang sudah tertanam sejak saya masih kecil berkat minum Coca-Cola. Cheers!
Adisti Daramutia
Reporter Majalah GADIS
Setelah dibaca lagi sekarang:
-Alhamdulillah tulisan ini menang kompetisi. Gw pun dapat hadiah jalan-jalan ke Bangkok dan nonton konser Maroon 5 di sana.
-Foto-foto narsis nan pamernya ada di facebook gw. Ini salah satunya sebagai teaser…
Satu tanggapan untuk “Coca-Cola Dan Musik”
Excellent article! We will be linking to this particularly great content on our site.
Keep up the great writing.