Pacar Pertamaku

(Repost dari blog yang lama: 7 Februari 2010)

Tadinya gw ga kepikiran pengin menuangkan kisah ini ke blog, karena gw ga suka mengumbar kisah pribadi gw ke hadapan publik (yeaaaaaaaaaah riiiiiite!). Tapi setelah dalam sebuah istirahat siang gw cerita hal ini ke Asri yang kemudian menghasilkan kita berdua ngakak abis, maka gw terpikir untuk menuliskan hal ini ke blog.

Ini adalah cerita tentang pacar pertama gw.

Sebut saja namanya Mawar (lho? Kayak di Poskota!) Oke, oke kita ganti namanya. Karena dia berkelamin cowok, makanya kita kasih namanya Mawor.

Alkisah di sebuah perumahan di Bekasi hiduplah seorang cewek yang bertampang manis. Cewek itu adalah gw. Cewek Manis yang masih duduk di bangku kelas 3 SMP itu sedang menunggu masa masuk sekolah kembali. Soalnya setelah kepulangannya dari Paris, Cewek Manis itu belum bisa langsung melanjutkan sekolah karena berbagai birokrasi yang berbeda dari kedua negara. Maka pada masa kekosongan pendidikan itu, Cewek Manis itu menghabiskan waktunya dengan bermain dengan anak-anak sekitar perumahannya tiap sore. Apalagi waktu itu memang musim libur sekolah. Maka Cewek Manis itu nggak pernah kesepian dan merasa rindu dengan mangkuk pendidikan yang selalu ingin ia reguk.

Aah…memang benar pepatah Jawa yang mengatakan ‘witing tresno jalaran soko kulino’ yang artinya cinta bersemi lantaran sering bertemu. Cewek Manis itu jatuh hati kepada cowok bernama (seperti yang telah kita sepakati tadi, sebut saja dia…) Mawor. Ia adalah salah satu teman bermainnya di perumahan tersebut. Di mata si Cewek Manis, Mawor adalah sosok yang cool dan suka menghormati orang lain. Hal itu cewek manis simpulkan dari iritnya kata-kata yang keluar dari mulutnya dan kesukaan Mawor untuk memegang lututnya ketika menunggu yang membuat ia selalu tampak seperti sedang berposisi hormat ala orang Jepang.

Perasaan naksir itu cewek manis sampaikan kepada Irma, sahabatnya sedari kecil. Irma pun selayaknya sahabat yang baik dan pintar menjaga rahasia, rajin sekali ngecengin dan menyampaikan salam si Cewek Manis ke Mawor. Tentu saja Cewek Manis akan menanggapinya dengan malu-malu sok marah ke Irma tapi dalam hati senangnya bukan main kalau Mawor jadi suka menatapnya diam-diam.

Tapi perasaan senang itu tidak berlangsung lama. Karena ketika si Cewek Manis mengetahui kalau Mawor masih duduk di bangku kelas II SMP yang artinya ia adalah adik kelas si Cewek Manis atau dalam kata ngetrendnya ‘brondong’, maka ilfillah si Cewek Manis. Separuh perasaanya luruh. Tapi ia tidak mau bersedih terlalu lama. Karena ia tahu dalam waktu dekat ia akan segera bersekolah lagi dan akan bertemu dengan berbagai cowo lain yang akan jadi gebetan potensialnya.

Namun si Cewek Manis lupa kalau si Mawor ternyata satu sekolah dengannya. Huwaduh! *Nepok jidat sendiri!* Maka pertemuan dengan si Mawor masih sering terjadi. Tadinya si Cewek Manis berpikir, ‘apa gw coba aja ya sama si Mawor?Dia berondong sih, terus kenapa? Tokh Nabi Muhammad SAW beda 15 tahun dengan Siti Khadijah’ Sungguh agamis ya pemikiran si Cewek Manis itu…..
Tapi itu semua langsung buyar ketika si Cewek Manis mendapat kabar sana-sini bahwasanya Mawor adalah anak-anak yang tergabung dalam geng Andi Lala. FYI, Andi Lala adalah cowok yang terkenal bandel di sekolah kami pada saat itu. Kenakalannya begitu tersohor karena ia pernah tertangkap guru karena MEROKOK! Pada saat itu, hal itu merupakan kriminal besar!!! Sama besarnya kayak bapak gajah kegep selingkuh sama gajah cewek yang lebih muda di kandang sebelah oleh Ibu Gajah. Tentu saja itu menyebabkan perang BESAR dalam kandang gajah yang berdampak BESAR terhadap perkembangan psikologis Anak Gajah. Bingung ga? Yah…pokoknya intinya itu masalah besarlah.

Si Cewek Manis yang tidak menyukai cowok bad boy pun langsung ilfil seilfil-ilfilnya. Hilang sudah semua perasaan manis yang pernah ia pendam untuk si Mawor. Sejak itu ia sering menghindari Mawor. Tapi yang mengherankannya, si Mawor malah semakin sering mencuri-curi pandang kepadanya.

Hingga sampailah pada suatu hari di mana si Cewek Manis sedang tertawa riang saat berjalan pulang sekolah. Tiba-tiba Mawor datang dan ingin ikut bergabung untuk pulang bersama. Perasaan Cewek Manis mulai tidak enak. Dan benar saja! Si Mawor menembak Cewek Manis di depan semua teman-temannya!!!!

Dunia serasa tiba-tiba dihantam hujan badai. Petir-petir menggelegar di siang hari yang cerah itu. Teman-teman Cewek Manis langsung saja meneriaki mereka dengan berbagai teriakan, seperti…
“Ciyeeeeeeeeeeeeeh!”
atau
“Suit suiiiw”
atau
“Prikitiw prikitiiiiiw”
atau
“Kiyuuw kiyuuuuuw! Kiyuw Kiyuuuuw!”
atau
“Eh tukang es tong tongnya lagi ada tuh. Beli nyoooook!”—>logat Bekasi.
Maaf yang terakhir itu memang tidak masuk hitungan ‘menyoraki’, tapi Cewek Manis memang mendengar hal itu ketika sedang jalan pulang sekolah.

Singkat cerita, Cewek Manis ngga punya pilihan lain. Maka dengan sangat terpaksa, si Cewek Manis pun menerima ungkapan cinta Mawor dan resmi menjadi kekasihnya sejak hari itu. Cewek Manis pun sampai rumah dengan muka murung karena pacar pertamanya adalah orang yang tidak ia sukai. Namun ia mencoba membesarkan hatinya dengan meyakinkan diri bahwa hubungan mereka akan baik-baik saja.

Tapi percuma menyangkal perasaan sendiri kalau yang kita reguk hanya penyiksaan diri.

Esok harinya Cewek Manis merasa sangat ngga nyaman ketika Mawor menunggu di ujung jalan untuk pulang sekolah bareng. Cewek Manis menunda-nunda jam pulangnya dengan harapan Mawor akan capek menunggu dan pulang dengan sendirinya. Namun apa yang ia harap tak kunjung tiba. Mawor tetap menunggu dengan sabarnya di ujung jalan. Akhirnya Cewek Manis pun meminta bantuan Irma untuk mengambil jalan lain sehingga tidak bertemu dengan Mawor. Mawor tetap menunggu lama Cewek Manis dengan setia, tanpa menyadari bahwa apa yang ia lakukan hanya sia-sia.

Keesokan harinya peristiwa yang sama pun terjadi. Cewek Manis rasanya sudah mau gila karena tidak tahan dengan ‘keposesifan’ Mawor. Ia pun meminta bantuan Irma lagi untuk mengatakan kepada Mawor untuk tidak usah menunggunya dan nanti sore pas jam main, tepatnya setelah acara Kring-Kring Olala di TPI selesai, Cewek Manis ingin bertemu dengan Mawor.

Ya! Cewek Manis ingin segera putus dengan Mawor sore itu. Tapi karena Cewek Manis masih polos dan sangat mengidolakan Spice Girls yang memberi doktrin ‘Girl Power’ (dalam artian:kalau cewek bersatu-padu maka akan timbul kekuatan) maka Cewek Manis akan mengajak Irma untuk membuat keputusan besar itu.

Sore itu, Cewek Manis, Irma, dan beberapa teman-teman komplek lainnya telah hadir berkumpul menunggu Mawor. Mawor akhirnya datang dengan sepedanya. Ketika melihat Mawor datang naik sepeda, maka Cewek Manis pun meminjam sepeda temannya yang sedang nongkrong di sekitar situ. Tapi sepeda yang Cewek Manis pinjam bukan sembarang sepeda. Khusus untuk acara memutuskan cinta ini, sepeda yang harus Cewek Manis gunakan adalah sepeda yang mempunyai jalu (potongan besi tambahan yang dipasang di samping roda). Untuk apakah jalu itu? Untuk membonceng Irma, tentunya!

Maka bersepedalah kita….
Cewek Manis memulai perbincangan dengan….

“Wor, maaf kayaknya gw ga bisa lanjut sama lo. Gw tau ini menyakitkan. Makanya gw minta maaf. Tapi lo harus bisa hadapi ini semua,” ujar Cewek Manis sambil menyetir sepeda dengan Irma yang dibonceng berdiri di jalu dan bermuka lempeng.
Karena tidak ingin melihat kesedihan di mata Mawor dan tak ingin mendengar kata-kata sedih dari Mawor, maka Cewek Manis pun langsung membelokkan stang sepeda mencari jalan lain dan meninggalkan Mawor yang bersepeda sendiri dan hanya ditemani oleh sepi.

Setibanya Cewek Manis dan Irma kembali ke yang empunya sepeda, anak-anak yang lain begitu antusias ingin mengetahui apa yang sebenarnya terjadi selama bersepeda sore itu. Irma pun tanpa diminta langsung menjadi publicist yang canggih menceritakan setiap detil peristiwa tersebut. Cewek Manis sungguh berterima kasih karena diberi sahabat yang begitu sejiwa seperti Irma. Dan kini ia mengerti kalau tadi Irma tidak sedang memasang muka lempeng, melainkan muka konsentrasi mencatat semua adegan yang telah terjadi.

Dan berakhirlah kisah cinta pertama Cewek Manis yang hanya berdurasi 48 jam….
Terlalu pahit untuk dikenang, tapi terlalu lucu untuk dilupakan….

NB: Seminggu kemudian…

Pagar rumah Cewek Manis berbunyi aneh. Bunyinya seperti dilempari batu yang kecil-kecil. Ibu Cewek Manis keluar dari rumah secara tiba-tiba sehingga Mawor nggak punya kesempatan untuk melarikan diri. Ibu Cewek Manis pun memarahi Mawor dengan kalimat ‘kenapa kamu tembakin pagar rumah saya dengan pistol angin, hah??? Dasar anak nakal! Memangnya saya pernah nembakin rumah kamu, hah???’

Mawor menunduk, kapok, lalu pergi.

Satu hal yang Ibu Cewek Manis tidak ketahui adalah anak perempuan satu-satunya telah menembaki hati Mawor dengan berbagai panah beracun yang memberi luka di masa remajanya.

 

Setelah dibaca lagi sekarang:

-Huahahahahahahahahahaha

-Eh tapi gw dulu kejam ya…

-Huahahahahhahahahahahahahaha

-Tapi…Mawor maafin gw ya…

-HUahahahahhahahahahhahaha

-Gw udah jarang ngeliat Mawor. Kami masih satu komplek kok. Tapi gw udah hampir nggak pernah ngeliat dia. Bapaknya Mawor waktu itu pernah ke rumah sih untuk bantuin gw perpanjang KTP, tapi Mawor nggak ikutan.

-Eh nama asli Mawor siapa ya? Astagfirullah… Jahat banget ya gw. Maaaaf ya Mawor >___<

 

Comment

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

%d blogger menyukai ini: