Budaya Korup

(Repost dari blog yang lama: 2 Desember 2008)

 

Makan siang bersama orang kantor….

Selayaknya orang kantoran yg udah punya penghasilan yang cukup untuk membiayai diri sendiri, maka kita pun mengejar cafe baru di Setiabudi One yg menyediakan makanan murah. Cuma 20 ribu doang udah termasuk tax, iced tea refillable, dan es krim satu scoop. Murah kan! Yah…namanya juga cafe lagi promosi. Walhasil Beef Blackpepper yang gw pesan pun ga ada pedas-pedasnya acan, malah cenderung asin. Hmph..hmph…hmph….. 
“Tak apalah…yg penting murah..” tampaknya itu semua yg ada di otak kami para wanita selalu bangga dengan baju merek Zara-nya.

Pas makan, perbincangan pun ngalor ngidul, kesana kemari. Sampailah ketika Egi mengeluhkan teh refill-nya yg tidak sesuai pesanan. Teh refill yg ia minta adalah teh manis hangat. Tapi yg dikasih malah teh tawar hangat. Lalu Pau2 menyambung omongan kalau di Sushi Groove justru pelayannya punya hobi merefill minuman dengan semangat. “Lo meleng dikit, gelas lo dah penuh lagi. Malah waktu itu siapa ya, yang pernah ngebohongin Cia kalau refill di Sushi Groove itu sebenarnya bayar. Per refill kena 5 ribu, hahahahahahaha. Cia jadi takut minum huahahahaha” cerita Pau2 dgn geli.

Perlu diketahui, gw selalu melihat Pau2 itu seperti tokoh hantu iseng di buku Harry Potter yg namanya Peeves. Bukan tampangnya yg kaya hantu, tapi kelakuannya! Pau2 itu orangnya iseeeeeeeeeeeeeeeeeeng bgt! Dan kalau ada orang yg ketimpa sial, pasti dia tuh org yg ngakak paling gede. Hmph…hmph…hmph…..

Gara-gara omongan itu, Serra pun bercerita kalau di Sushi Tei nggak akan terjadi begitu. Yang justru kena charge adalah tisu basah. Konon satunya kena charge 2500 “Pernah waktu itu nyokap gw ngambil semua tisu basah yg ada di meja buat dibawa pulang. Sampai sekarang ada tuh di simpan di kulkas di tempat telor,” cerita Serra yg entah kenapa selalu berapi-api kalau sedang bercerita. Mungkin itu karena pembawaan darah bataknya yg kental…

Lalu anak-anak yg lain pun ikutan menimpali kalau mereka juga sering melakukan hal yg mirip, seperti….
-Ngambil tusuk gigi restoran segepok yg terbungkus satu persatu, utk dibawa pulang
– Ngambil gula restoran atau hotel.
-Egi di pesta pernikahannya diminta berfoto bareng bersama orang yg memegang bouquet bunga, yg notabene adalah hiasan pernikahannya.
-Lalu Serra pun menimpali kalau ia pernah melihat kerabatnya menggunakan sendok yang semuanya ada lambang penerbangan Garuda. Ternyata dia membawa pulang sendok pesawat.
-Terus Mba Dea bilang kalau itu semua masih tak ada apa-apanya. Karena ketika ia masih di Semarang dulu, pernah ada temannya yang usaha catering melihat di depan mata kepalanya sendiri kalau ada ibu-ibu yg memasukkan Zuppa Soup yang baru mateng dimasukkan semua-muanya semangkok-mangkoknya ke dalam tasnya langsung!!!!!!!!! Langsung hangat deh tuh tas. Dan gw yakin kemana pun ibu-ibu itu pergi pasti bau Zuppa Soup tercium menggugah selera.

Tapi yang paling bikin gw ngakak adalah cerita dari Frisy alias Panda. Dia bilang pernah ketika ia pergi ke pernikahan yang ada hiasan lenteranya, lenteranya diambil orang utk dibawa pulang. Tapi orang itu dipanggil di tengah-tengah pesta, si org tersebut dipanggil untuk balikin lenteranya, karena itu properti sang wedding organizer. Huahahahahahahahaha! “Kebayang ga gimana malunya! Huahahaha,” kata Panda yg matanya makin hilang klo lagi ketawa.

Di makan siang itu, setelah mendengar berbagai cerita mereka, gw menyadari klo kita masing-masing pasti punya budaya korup tersendiri. Dan gw selalu suka mengkorup sendal, notes, pulpen, dan showercap hotel.

 

Setelah dibaca lagi sekarang:

-Please jangan laporin gw dan teman-teman gw ke KPK. Please!

-Kangen anak-anak Gadis euy…

Comment

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

%d blogger menyukai ini: