Berhenti Berharap

(Repost dari blog yang lama-14 April 2008)

Waktu jaman gw kuliah dulu, ada teman gw yg tobat dari begajulan. Terus dy jadi rajin shlat ampe dahinya berbekas hitam dan dia juga rajin ikut pengajian serta ceramah-ceramah keagaamaan. Dari dy gw dapat nasehat, “Salah satu kunci kebahagiaan adalah jangan pernah berharap,” katanya.

Gw tau kalau omongan dy benar bgt. Bukan karena tanda hitam di dahinya, tapi tidak pernah berharap itu sama dgn ikhlas. Dan agama gw selalu mengajarkan bahwa dgn ikhlas hidup ini jadi lebih ringan, dan kalau hidup jadi lebih ringan maka segala sesuatu dalam hidup ini akan terasa lebih menyenangkan. Insya 4LLi dari situlah timbul kebahagiaan.

Kemarin malam, ketika makan malam bareng ma ceu Yani n Amichan, kita pun berbicara panjang lebar. Terutama dalam menasehati Amichan utk meninggalkan si cwo tak berguna itu. Dalam sekian banyak nasehat itu ceu Yani bercerita bagaimana keihlasannya terhadap cwo yg pernah menyakitinya membuat hidupnya terasa lebih berarti, lebih kuat, dan mengembalikan aura di wajahnya. Semenjak ia ikhlas, ia tidak merubah gaya rambutnya, tidak merubah cara berpakaiannya, tapi hampir semua org yg ia temui berkata ada sesuatu yg berubah di dirinya. Ia jadi lebih cantik.

Gw jadi bercermin pada diri gw sendiri, dulu ada masanya gw menghabiskan banyak waktu gw buat marah dgn org yg pernah menyakiti gw. Sekarang sih gw dah hampir lupa ama tuh org. Cuma kalau lagi inget uuugh, pgn ngelempar pupuk kandang yg bercampur kulit duren ke muka org jahat itu. Gw sadar klo gw harus memaafkan secara tulus dan ikhlas kelakuan org itu. Soalnya efek aura ikhlas yg bikin muka cantik itu menggoda sih, hehehehehe

Begitu selesai makan malam itu, gw kepikiran utk menelpon org jahat itu dan bilang kepadanya bahwa gw dah memaafkan dy. Tapi……. kok dada gw jadi berdebar ya? Hmm…… debaran jantung gw ini menandakan klo gw masih mengharap sesuatu dr org jahat itu. Dan kalau harapan itu ga terkabul pasti gw bakal sedih lagi…. Padahal salah satu kunci kebahagiaan adalah tidak berharap, kan?

Ya sudahlah, gw bakal tetap memaafkan org jahat itu tanpa harus dy mengetahuinya. Karena pengetahuannya tidak penting, sama tidak pentingnya seperti arti hadirnya seorang ‘dy’ di hidup gw.

Setelah dibaca lagi:

-Huahahahahahaha. Betapa leganya udah bisa menertawakan masa lalu. Itu semua berkat ikhlas. Jadi ikhlas itu nggak gampang, tapi bukan berarti nggak mungkin. Percayalah, efriting is gona bi olrait 😉

-Btw tau nggak, si orang jahat yang gw sebut di blog ini malah ngehubungin gw berulang kali lho buat minta maaf. Padahal gw aja udah lupa sama dia, hahahahaha. 

 

 

 

Comment

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

%d blogger menyukai ini: